
Danantara Siapkan Rp 1,9 Triliun Buat Pertamina Geothermal

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara berencana menyuntik modal senilai US$120 juta atau Rp1,9 triliun (kurs Rp16.230,21/US$) untuk anak usaha BUMN, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) alias PGE.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir mengungkapkan bahwa nilai investasi untuk emiten panas bumi itu telah disetujui beberapa waktu lalu.
"Kalau saya tidak salah, nilainya mendekati US$120 juta," ujarnya saat ditemui di Jakarta International Convention Center, Kamis (26/6/2025).
Dana tersebut nantinya bakal digunakan untuk mengembangkan proyek strategis PGE. Sebelumnya, Danantara telah bertemu dengan jajaran direksi PGE untuk membahas pengembangan energi panas bumi hingga 3 GW.
Terpisah, CEO BPI Danantara Rosan Roeslani mengatakan kerja sama tersebut akan berfokus pada proyek-proyek prioritas agar dapat segera masuk pipeline eksekusi investasi.
"Bersama Direktur Utama Julfi Hadi Direktur Eksplorasi dan Pengembangan Edwil Suzandi dan Direktur Keuangan Yurizki Rio, kami membahas rencana penandatanganan Head of Agreement (HoA) dan Memorandum of Understanding (MoU) untuk proyek-proyek prioritas agar dapat segera masuk pipeline eksekusi investasi," tulis Rosan melalui sosial medianya, Selasa (24/6/2025).
Menurutnya, hal ini merupakan langkah penting dalam mempercepat transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Rosan menyebut, apalagi, saat ini Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 juga menjadi fokus utama khususnya dalam kerangka integrasi proyek-proyek geothermal.
"Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi katalis percepatan hilirisasi energi dan pendorong pertumbuhan ekonomi hijau nasional," pungkasnya.
Sebelumnya, PGE membuka peluang untuk bekerja sama dengan Danantara dalam pengembangan pembangkit geothermal mencapai target kapasitas 1,8 Gigawatt di 2033 dengan kebutuhan investasi mencapai US$ 6 hingga US$ 7 Miliar.
Sebagai informasi, PGEO merupakan pemimpin dalam pengembangan panas bumi di Indonesia dengan kapasitas terpasang langsung sekitar 672 MW dan melalui joint venture lebih dari 1.205 MW, total mencapai sekitar 1.877 MW.
Perusahaan pelat merah yang fokus menggarap panas bumi ini juga digadang-gadang bakal menjadi pemenang lelang WKP dan PSPE paling potensial. Berkat ini, prospek PGEO sebagai pengembangan panas bumi bisa lebih ekspansif dan memicu aliran investasi lebih banyak lagi.
Hal tersebut sejalan dengan target bauran EBT terhadap kelistrikan nasional yang dikeluarkan RUPTL periode 2025-2034 sampai 76%. Ini bisa dibilang target yang sangat agresif dibandingkan bauran EBT per akhir tahun lalu yang masih sekitar 14%.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Akhir Tahun 2024, PGE Raup Laba Bersih Rp 2,6 Triliun
