Ternyata RI Punya Emiten Terbanyak Kedua di Asean!

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
25 June 2025 13:25
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga Mei 2025, secara keseluruhan jumlah perusahaan tercatat telah mencapai 956 entitas.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan capaian tersebut berhasil membuat pasar modal Tanah Air menjadi bursa dengan jumlah emiten terbanyak ke-2 di Asean. Selain itu BEI juga menjadi bursa dengan pertumbuhan emiten terbesar kedua. 

Tercatat, BEI berada diposisi kedua setelah Bursa Malaysia, dan unggul dibandingkan Thailand dan Singapura. "Secara regional BEI menduduki posisi ke-2 di Asean untuk total perusahaan tercatat saham, serta menjadi Bursa dengan pertumbuhan [jumlah emiten] kedua tertinggi, meningkat sebesar 1,38%," ujarnya, dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (25/6/2025).

Iman memaparkan, hingga akhir 2024, BEI mencatat ada 41 saham baru, 144 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) baru, 15 saham tambahan hasil konversi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan 81 saham tambahan hasil konversi Waran, dengan total penghimpunan dana atas seluruh efek tersebut mencapai Rp193 triliun.

Adapun kontribusi penghimpunan dana yang berasal dari 41 saham baru tersebut sebesar Rp14,4 triliun. Sementara itu, kontribusi terbesar penghimpunan dana sepanjang 2024 berasal dari emisi EBUS sebesar Rp143,6 triliun.

"Momentum pertumbuhan tersebut masih berlanjut pada 2025 ini dengan jumlah pencatatan saham baru sampai dengan akhir Mei 2025 sebanyak 14 saham baru," tuturnya.

Dari total saham baru tersebut tiga di antaranya merupakan lighthouse atau perusahaan dengan kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun, serta free float 15% atau nilai kapitalisasi pasar free float lebih dari Rp700 miliar.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Gembok 61 Emiten Gara-Gara Telat Bayar Listing Fee

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular