
Terbebani Kinerja Saham BBCA, IHSG Terkoreksi Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tipis pada penutupan perdagangan sesi pertama, Senin (16/6/2026). Indeks ditutup turun 1 poin atau melemah 0,01% ke level 7.165,06.
Sebanyak 269 saham naik, 322 turun, dan 211 tidak bergerak. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 7,84 triliun yang melibatkan 13,34 miliar saham dalam 879.783 kali transaksi.
Mayoritas sektor perdagangan tercatat mengalami penguatan, dengan sektor properti dan energi menjadi pemimpin. Adapun sektor konsumen non primer, barang baku dan finansial tercatat mengalami pelemahan.
Saham emiten konglomerat tercatat menjadi penopang kinerja IHSG siang hari ini.
Saham data center milik Toto Sugiri dan Salim tercatat naik 1,43% dan menyumbang penguatan 2,83 indeks poin. Lalu ada emiten properti Aguan PANI dan emiten tambang Grup Sinar Mas DSSA yang juga menjadi penopang kinerja IHSG.
Adapun saham Bank Central Asia (BBCA) tercatat menjadi beban terbesar IHSG dengan koreksi 5,11 indeks poin. Lalu ada Chandra Asri Pacific (TPIA) milik Prajogo Pangestu yang menyumbang pelemahan 3,94 indeks poin.
Adapun volatilitas pasar keuangan Tanah Air diperkirakan tinggi dalam sepekan ini akan kembali . Memanasnya hubungan Iran dan Israel dikhawatirkan akan memicu dana asing keluar sehingga IHSG dan rupiah melemah.
Di tengah perang yang berkecamuk, delapan bank sentral di delapan negara juga akan menggelar rapat untuk mengambil kebijakan penting. Di antaranya adalah bank sentral China, Jepang, Indonesia, AS, Inggris, Turki, Brasil, dan Swiss.
Keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) bisa menjadi penangkal kabar buruk sentimen negatif dari perang Israel dengan Iran. Perang yang makin memanas mendorong investor mengalihkan dananya dari aset beresiko seperti saham ke safe haven seperti emas. Hal ini yang dapat memicu melemahnya pasar saham dalam sepekan ini jika perang terus berlanjut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Israel dan Iran saling serang pada Minggu malam, saat Presiden AS Donald Trump mengatakan konflik dapat dengan mudah diakhiri sambil memperingatkan Teheran agar tidak menyerang target AS mana pun.
Israel dan Iran melancarkan serangan baru pada Minggu (15/6/2025), menewaskan dan melukai warga sipil serta meningkatkan kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas, dengan kedua militer menyerukan warga sipil di pihak lawan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap serangan lanjutan.
Dalam perkembangan lain, usai perang antara Israel dan Iran pecah, harga emas terus mencatatkan penguatan. Rasanya tidak butuh waktu lama untuk membuat harga emas dunia kembali ke US$3.500 per troy ons. Eskalasi Israel-Iran memicu tawaran safe haven sehingga dapat memacu harga emas semakin melejit.
Selain emas, panasnya perang Israel dengan Iran jugamendorongmelejitnya harga minyak mentah dunia. Pada perdagangan Jumat (13/6/2025), harga minyak mentah WTI melesat 7,26% di level US$72,98 per barel. Begitu juga dengan minyak mentah Brent yang naik 7,02% di level US$74,23 per barel.
Bagi pemerintah, kenaikan harga minyak bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, kenaikan harga minyak akan mengerek penerimaan negara dari sektor migas. Namun, lonjakan harga minyak juga bisa membebani subsidi BBM sehingga belanja negara membengkak.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Merah! Pasar Cemas Deflasi dan Data Ekonomi
