Awali Pekan dengan Sumringah, Dolar AS Turun ke Rp16.250

rev, CNBC Indonesia
10 June 2025 09:06
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terpantau terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) meskipun data tenaga kerja AS terpantau lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar.

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (10/6/2025) dibuka pada posisi Rp16.250/US$ atau menguat 0,12%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami kenaikan sebesar 0,17% ke angka 99,11 pada pukul 08:55 WIB. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (9/6/2025) yang berada pada posisi 98,94.

Pada akhir pekan lalu, data ketenagakerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan membantu mengangkat mata uang AS.

Nonfarm payrolls AS meningkat sebesar 139.000 pada Mei 2025, mengalami sedikit perlambatan dibandingkan angka April yang telah direvisi turun menjadi 147.000, namun masih sedikit di atas proyeksi sebesar 130.000. Ketenagakerjaan terus menunjukkan tren kenaikan di sektor kesehatan (62.000), terutama di rumah sakit (30.000), serta layanan kesehatan rawat jalan (29.000); sektor rekreasi dan perhotelan (48.000), terutama layanan makanan dan tempat minum (30.000); serta bantuan sosial (16.000).

Di sisi lain, pemerintah federal terus mengalami kehilangan tenaga kerja pada bulan Mei (-22.000) dan telah turun sebanyak 59.000 sejak Januari. Ketenagakerjaan di sektor manufaktur juga mengalami penurunan sebesar 8.000.

Sementara itu, angka payroll untuk Maret dan April direvisi ke bawah. Dengan revisi ini, total pekerjaan untuk dua bulan tersebut 95.000 lebih rendah dari laporan sebelumnya.

Data ini tetap konsisten dengan kondisi pasar tenaga kerja yang melambat namun masih kuat. Namun, kebijakan baru dari pemerintahan Trump belakangan ini dapat memberi tekanan negatif terhadap ketenagakerjaan dalam beberapa bulan mendatang.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data NFP AS Ditunggu Pasar, Dolar Naik Tipis ke Rp16.210

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular