Kredit Bermasalah Multifinance Merangkak Naik

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
11 April 2025 10:14
Suasana ajang pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten Kamis (18/7/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana ajang pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten Kamis (18/7/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia — Rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) merangkak naik. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025, rasio NPF gross multifinance mencapai 2,87%.

Sebagai informasi, NPF gross multifinance per Desember 2023 mencapai 2,44%. Lalu pada Februari 2024 2,55% dan Desember 2024 2,7%.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Modal Ventura, lembaga keuangan mikro, dan lembaga jasa keuangan lainnya OJK Agusman mengatakan bahwa pertumbuhan pembiayaan multifinance per Februari 2025 mencapai 5,92% yoy menjadi Rp 507,2 triliun. "Didukung pembiayaan investasi yang tumbuh 12,98% yoy," katanya dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Maret 2025, Jumat (11/4/2025).

Menurut Agusman profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga. Rasio NPF nett masih di bawah 1% atau 0,92%. Posisi Februari 2025 pun turun dibandingkan dengan angka Januari 2025. 

Adapun pada periode yang sama, pertumbuhan pembiayaan modal ventura mengalami kontraksi 0,93% yoy, menjadi Rp 16,34 triliun. Sementara itu, untuk P2P lending, outstanding pembiayaan tumbuh 31,06% yoy per Februari 2025. Persentase pertumbuhan Februari lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 29,94% yoy. 


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Tengah Huru-hara Tarif Trump, OJK Beberkan Kondisi Sektor Keuangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular