Bisa Ditiru, Begini Cara Bank di China dan India Genjot Kredit
Jakarta, CNBC Indonesia - India dan China memanfaatkan perkembangan teknologi secara optimal untuk menggenjot penyaluran kredit. Salah satu bank di negara tersebut hanya memiliki 20 staf yang dapat menyalurkan pendanaan kepada ratusan juta nasabah.
Chief Economist of the Asian Development Bank (ADB) Albert Francis mengatakan bahwa bank di kedua negara tersebut menggunakan analisa skor kredit menggunakan kebiasaan transaksi setiap nasabah. Data transaksi tersebut kemudian dianalisa oleh teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menentukan kelayakan mendapatkan kredit.
Sebagaimana diketahui saat ini digitalisasi telah mengubah cara masyarakat melakukan pembayaran dan juga belanja. "Semua orang sekarang membayar semuanya dengan ponsel mereka," kata Francis dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kamis (30/1/2025).
Data transaksi di ruang digital tersebut merupakan data-data pendukung yang mudah diakumulasi dan bisa dipakai untuk menentukan skor kredit seseorang. Hal ini akan memangkas waktu dan tenaga bankir yang bertugas untuk menentukan profil risiko setiap nasabah.
"Mereka memiliki war room dan staf sekitar 20 orang dan kemudian war room itu, ada ticker dari semua pinjaman baru yang mereka pinjamkan sekarang secara online. Dan jumlahnya mencapai ratusan juta pelanggan dan hanya sedikit orang [bankir] karena mereka semua menggunakan algoritma untuk memperluas kredit secara otomatis kepada orang-orang yang memenuhi syarat," jelas Francis.
Hal itu tentu bisa diterapkan di Indonesia. Metode pembayaran non-tunai dan juga belanja online juga sudah menjadi kebiasaan baru di Tanah Air, utamanya meningkat sejak pandemi Covid-19.
(mkh/mkh)