Stimulus China Dorong Permintaan, Harga Minyak Dunia Terbang 5 Hari!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
Senin, 06/01/2025 10:07 WIB
Foto: Ilustrasi: Fasilitas minyak terlihat di Danau Maracaibo di Cabimas, Venezuela, 29 Januari 2019. REUTERS / Isaac Urrutia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia terbang menembus level tertinggi selama tiga bulan terakhir atau sejak Oktober 2024. Efek stimulus China menjadi pendorong permintaan terhadap minyak.

Merujuk data Refinitiv, pada perdagangan Senin hari ini (6/1/2025) pukul 10.00 WIB, harga minyak jenis Brent stabil di US$ 76,51 per barel. Pada waktu yang bersamaan, untuk jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,04% sejak pembukaan ke posisi US$ 73,93 per barel.

Jika menghitung dari penutupan sesi sebelumnya, harga minyak Brent dan WTI terpantau sudah terbang selama lima hari beruntun.


Sentimen stimulus dari negeri Tirai Bambu yang digunakan untuk merevitalisasi konomi menjadi pendorong penguatan harga minyak.

Pada Jumat lalu, pemerintah China mengumumkan akan meningkatkan pendanaan dari obligasi pemerintah jangka panjang pada 2025 untuk memacu investasi bisnis dan inisiatif untuk meningkatkan konsumen.

Pada hari yang sama, Bank Sentral China atau People's Bank of China (PBoC) juga mengatakan akan memangkas rasio persyaratan cadangan bank dan suku bunga pada waktu yang tepat.

Hal ini kemudian membawa likuiditas yang mampu mendorong peningkatan permintaan akan minyak. Sebagai catatan, China merupakan importir minyak terbesar di dunia dan konsumen terbesar kedua.

Sementara dari sisi pasokan, Goldman Sachs memproyeksikan produksi dan ekspor dari Iran akan turun pada kuartal II tahun ini sebagai akibat dari perubahan kebijakan dan sanksi yang lebih ketat dari pemerintah Presiden AS, Donald Trump.

Dalam laporan Goldan Sachs tersebut, produksi minyak diperkirakan turun 300.000 barel per hari menjadi 3,25 juta barel per hari.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Komoditas Jeblok, Begini Nasib Saham Minyak