Bos BI Bongkar Biang Kerok Anjloknya Rupiah, Simak!
Jakarta, CNBC Indonesia-Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara atas kondisi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir. Dolar AS kini sudah bertengger di level Rp16.100.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah terdepresiasi 0,28% sekitar pukul 10:43 WIB di angka Rp16.105/US$ pada hari ini, Rabu (18/12/2024). Posisi ini merupakan yang terlemah sejak 6 Agustus 2024 atau sekitar empat bulan terakhir.
Sementara indeks dolar AS (DXY) tampak turun tipis 0,03% di angka 106,93. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di angka 106,96.
"Hingga 17 Desember melemah sebesar 1,37% dari akhir bulan sebelumnya," kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (18/12/2024)
Pelemahan nilai tukar disebabkan oleh semakin tingginya ketidakpastian global terutama terkait arah kebijakan AS, ruang penurunan FFR yang lebih rendah, penguatan mata uang dolar AS secara luas serta risiko geopolitik yang akibatkan berlanjutnya preferensi investor gloal untuk pindahkan alokasi portofolio ke AS.
Meski demikian Perry melihat pelemahan rupiah masih dalam batas terkendali. Dibandingkan negara setara, rupiah masih lebih baik terutama terhadap dolar Taiwan, peso Filipina dan won Korea Selatan.
"Ke depan rupiah diperkirakan akan stabil didukung komitmen BI menjaga stabilitas rupiah imbal hasil yang menarik inflasi yang rendah dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," terang Perry.
(mij/mij)