Investor Asing Diam-Diam Lirik 6 Multifinance RI

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
17 December 2024 14:30
Karyawan menyiapkan motor yang akan dibawa oleh konsumen di showroom penjualan sepeda motor listrik Uwinfly dikawasan Otista, Jakarta, Jumat, 26 November 2021. Pandangan negatif masyarakat Indonesia terhadap kendaraan yang menggunakan energi listrik sebagai sumber energi, perlahan mulai luntur. Hal ini bisa dilihat, dari mulai banyaknya jumlah sepeda motor berteknologi canggih itu yang terjual di Tanah Air. Data dari Kementerian Perhubungan menunjukkan, penjualan mobil dan motor listrik di Indonesia selama dua tahun terakhir menunjukkan kenaikan yang cukup besar. Berdasarkan data jumlah Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) dari Kemenhub, per Agustus 2021, untuk penerbitan SRUT kendaraan roda dua kenaikannya tiga kali lebih besar, yaitu mencapai 7.526 unit dibandingkan tahun sebelumnya. 
Kepala Cabang Dealer Motor Uwin fly Wahyudi Amran mengatakan motor ini mengatakan penjualan motor listrik kurang lebih PO 2000 unit per bulan untuk jenis sepeda dan motor.
Foto: Penjualan Motor Listrik (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pembiayaan atau Multifinance Indonesia tampaknya masih diminati asing. Sejumlah investor asing asal Asia disebut tengah membidik multifinance RI.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan, saat ini terdapat enam perusahaan pembiayaan yang tengah dalam proses akuisisi asing.

Ia merinci, lima multifinance diantaranya telah melaporkan realisasi akuisisi oleh asing, dan satu sisanya sudah mendapat persetujuan akuisisi, Dimana saat ini sedang dalam proses realisasi.

"Investor asing tersebut antara lain berasal dari Korea Selatan, Hong Kong, dan Jepang," ungkap Agusman dalam keterangan tertulis, Selasa, (17/12/2024).

Minat investir asing ini terjadi sejalan dengan peningkatan kinerja di sektor pembiayaan. Diketahui, piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan (PP) tumbuh sebesar 8,37% yoy pada Oktober 2024, sementara pada September2024 tercatat sebesar 9,39% yoy, menjadi Rp501,89 triliun.

"Pertumbuhan ini didukung pembiayaan investasi yang meningkat sebesar 8,19 persen yoy," kata Agusman dalam kesempatan terpisah.

Profil risiko Perusahaan Pembiayaan (PP) terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,60%, di September 2024 sebesar 2,62% dan NPF net sebesar 0,77%c di September 2024 sebesar0,81%.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Alasan Investor Jepang Hingga Korsel Caplok Multifinance RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular