Rupiah Terancam, Gubernur BI: Semoga Dolar AS Tidak Menguat Lagi

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
Jumat, 29/11/2024 19:48 WIB
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2024 di Grha Bhasvara Icchana, kompleks kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (29/11/2024) malam. (Tangkapan layar youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia-Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat situasi dunia masih terus bergejolak. Ke depan masih banyak tantangan yang akan dihadapi, terutama dalam pasar keuangan.

Perry menjelaskan, dunia kini dihadapkan pada penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Indeks dolar bergerak dari level 101 menjadi 107.


"Strong dolar, dolar AS kuat dari 101 ke 107 mengakibatkan depresiasi nilai tukar dunia termasuk rupiah," ungkap Perry Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Grha Bhasvara Icchana, kompleks kantor pusat BI, Kota Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2024)

Penguatan dolar dipicu oleh beberapa hal. Antara lain terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, seiring dengan kebijakan America First yang dapat mengubah situasi global dari yang sudah berjalan beberapa tahun terakhir.

Ini mendorong suku bunga tinggi dalam waktu panjang masih akan berlangsung. Yield US Treasury juga diperkirakan akan terus meningkat.

"Semoga dolar AS tidak menguat lagi," pungkasnya. Rupiah diketahui bergerak pada level 15.800-15.900 per dolar AS dalam beberapa hari terakhir.


(rsa/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perry Warjiyo Putuskan BI Rate Tetap 5,50%