Bos BI Beberkan Penyebab Rupiah Anjlok, Semua Gara-Gara AS!
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan perubahan politik di Amerika Serikat (AS), pasca terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden AS, memberikan tekanan terhadap rupiah dalam beberapa minggu terakhir.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan perubahan politik di AS tersebut telah berdampak pada menguatnya mata uang dolar AS secara luas serta berbaliknya preferensi investor global dengan memindahkan alokasi portofolionya kembali ke AS.
"Akibatnya tekanan pelemahan nilai tukar berbagai mata uang dunia makin tinggi dan terjadi aliran keluar portofolio asing termasuk negara emerging market," kata Perry dalam paparan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (20/11/2024).
Bank Indonesia, menurut Perry, memandang perlunya respons kebijakan untuk memperkuat ketahanan eksternal dari dampak negatif dan memburuknya rambatan global tersebut terhadap perekonomian negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.
Pagi ini, mata uang Garuda dibuka melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Merujuk data Refiniitv, rupiah dibuka melemah tipis 0,03% pada perdagangan Rabu hari ini (20/11/2024) menjadi Rp15.830/US$.
(haa/haa)