Banyak Kabar Genting AS - China, Rupiah Rawan Bergerak Volatil!

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
31 October 2024 08:09
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan rupiah mulai berbalik arah menguat, tetapi masih cukup volatil di tengah perlambatan ekonomi Amerika Serikat dan penantian data lainnya, baik dari AS sampai China.

Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup bergairah ke posisi Rp15.690/US$ dengan penguatan sebesar 0,41% pada penutupan perdagangan Rabu (30/10/2024). Selama satu hari penuh, fluktuasi rupiah pada kisaran Rp15.740/US$ hingga Rp15.690/US$.

Dari Amerika Serikat (AS), ada kabar di mana Lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam lebih dari 3,5 tahun pada September lalu, yang menunjukkan bahwa Badai Helene dan Milton sementara waktu memengaruhi permintaan tenaga kerja.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa kemarin disertai oleh survei dari Conference Board yang menunjukkan persepsi konsumen tentang pasar pekerjaan meningkat signifikan pada bulan Oktober, mendorong kepercayaan konsumen ke level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.

Lowongan pekerjaan, sebagai ukuran permintaan tenaga kerja, turun 418.000 menjadi 7,443 juta pada akhir September, level terendah sejak Januari 2021, menurut laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Sementara itu, data Agustus direvisi turun menjadi 7,861 juta dari laporan sebelumnya yang menyebut 8,040 juta. Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan jumlah lowongan pekerjaan akan mencapai 8,00 juta. Terdapat 1,09 pekerjaan untuk setiap orang yang menganggur, hampir tidak berubah dari 1,10 di Agustus.

Pada hari ini Kamis (31/10/2024), data tenaga kerja akan semakin dilengkapi dengan klaim pengangguran untuk mencermati kondisi pengangguran terkini.

Di sisi lain, ekonomi AS tumbuh sebesar 2,8% secara tahunan pada kuartal ketiga 2024, lebih rendah dari 3% pada kuartal kedua dan juga di bawah perkiraan sebesar 3%, menurut perkiraan awal dari Biro Analisis Ekonomi (BEA).

Sementara itu, di kawasan Asia, China terpantau akan merilis Purchasing Managers' Index (PMI) Manufacturing untuk periode Oktober 2024 pada Kamis (31/10/2024). Proyeksinya PMI Manufaktur China akan meningkat dari 49,8 menjadi 50,1 atau dari level kontraksi menjadi ekspansif.

Jika aktivitas manufaktur China benar-benar pulih, hal ini akan memberikan sentimen positif bagi Indonesia yang merupakan mitra dagang utamanya karena akan kembali menggenjot ekspornya.

Selain itu, Bank of Japan (BoJ) juga akan merilis data suku bunga acuannya untuk periode Oktober. Saat ini konsensus menilai bahwa BoJ masih akan kembali menahan suku bunga acuan jangka pendek di sekitar 0,25%.

Hal penting lainnya dari BoJ yakni pada saat yang bersamaan akan dirilis laporan prospek kuartalan BoJ yang akan memberikan penilaian terhadap ekonomi Jepang.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS cenderung mulai terkonsolidasi setelah mengalami pelemahan beberapa hari. Posisi penguatan terdekat atau support bisa dicermati di Rp15.655/US$ yang didapatkan dari garis rata-rata selama 100 jam atau Moving Average/MA 100. 

Sementara itu, untuk posisi pelemahan terdekat yang patut diantisipasi ada di Rp15.780/US$ yang didapatkan dari high candle secara intraday pada 29 Oktober lalu. 

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH 


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih 'Sulit' Lawan Dolar AS, Rupiah Kapan Ke Bawah Rp.15.500/USD?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular