IHSG Dibuka Loyo Lagi, Kini Sudah Turun ke Level 7.500

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 30/10/2024 09:17 WIB
Foto: Sekelompok siswa-siswi melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (21/10/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada awal perdagangan sesi I Rabu (30/10/2024), di tengah sikap investor yang masih menanti rilis kinerja keuangan emiten besar pada kuartal III-2024.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,36% ke posisi 7.578,98. Selang delapan menit setelah dibuka, koreksi IHSG makin membesar yakni menjadi 0,56% ke 7.563,91. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 7.500.


Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,2 triliun dengan volume transaksi mencapai 1,8 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 110.273 kali.

Pergerakan IHSG pada hari ini akan digerakkan oleh sentimen yang berada di dalam maupun luar negeri. Dari dalam negeri, pengumuman kinerja perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) bisa jadi motor IHSG hari ini, sebab memiliki bobot besar.

BBRI mencatatkan perolehan pendapatan bunga sebesar Rp 148,79 triliun, tumbuh 12,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2024.

Meskipun tumbuh signifikan, tetapi beban bunga menekan top line BRI sehingga pertumbuhan bunga bersih tercatat 4,5% yoy menjadi Rp 105,76 triliun. Adapun beban bunga BRI tumbuh hingga 40,2% yoy menjadi Rp 43,04 triliun.

Selain BBRI, BMRI juga direncanakan akan merilis kinerja keuangannya pada kuartal III-2024, yakni menjelang penutupan perdagangan hari ini.

Sementara dari luar negeri, data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) akan dicermati sebagai landasan proyeksi kebijakan suku bunga bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

Lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam lebih dari 3,5 tahun pada September lalu, namun hampir seluruh penurunan terjadi di wilayah Selatan, yang menunjukkan bahwa Badai Helene dan Milton sementara waktu memengaruhi permintaan tenaga kerja.

Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa kemarin disertai oleh survei dari Conference Board yang menunjukkan persepsi konsumen tentang pasar pekerjaan meningkat signifikan pada bulan Oktober, mendorong kepercayaan konsumen ke level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.

Lowongan pekerjaan, sebagai ukuran permintaan tenaga kerja, turun 418.000 menjadi 7,443 juta pada akhir September, level terendah sejak Januari 2021, menurut laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS.

Sementara itu, data Agustus direvisi turun menjadi 7,861 juta dari laporan sebelumnya yang menyebut 8,040 juta. Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebelumnya memperkirakan jumlah lowongan pekerjaan akan mencapai 8,00 juta. Terdapat 1,09 pekerjaan untuk setiap orang yang menganggur, hampir tidak berubah dari 1,10 di Agustus.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Saat Israel Vs Iran "Memanas", Saham Sektor Ini Malah Menguat!