Pasokan Energi Aman Saat Perang Israel-Iran, Harga Minyak Keok 6%

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 29/10/2024 11:20 WIB
Foto: Kapal tanker Capricorn Sun ditambatkan di pelabuhan Rostock Jerman, Jerman, 5 Agustus 2022. (REUTERS/ANDREAS RINKE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan pagi hari ini menguat setelah kemarin ambruk hingga 6% lebih karena serangan Israel ke Iran yang dinilai tidak berdampak kepada pasokan energi.

Berdasarkan data Refintiv pada perdagangan Selasa (29/10/2024) pukul 9.20 WIB harga minyak mentah acuan Brent tercatat US$71,64 per barel atau naik 0,31% dari posisi kemarin. Sementara acuan  West Texas Intermediate (WTI) naik 0,43% menjadi US$67,67 per barel.


Harga minyak anjlok 6% pada perdagangan Senin (28/10/2024), setelah serangan balasan Israel pada hari Sabtu terhadap militer Iran tidak mengenai fasilitas minyak dan nuklir, sehingga tidak mengganggu pasokan energi.

Kontrak berjangka Brent ditutup pada US$71,42 per barel, turun 6,09%. Sementara itu, kontrak berjangka minyak mentah WTI AS berakhir di US$67,38 per barel, anjlok 6,13%.

"Jelas, ini adalah contoh sempurna dari pasar yang dipengaruhi oleh berita utama," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. "Kami masih memiliki banyak risiko geopolitik."

Kondisi ini menguntungkan pasar karena menghapus kekhawatiran adanya inflasi tinggi akibat kenaikan harga minyak mentah saat perang.

Pekan lalu, patokan harga minyak naik 4% di tengah perdagangan yang fluktuatif akibat ketidakpastian terkait pemilihan AS yang akan datang dan seberapa besar respons Israel yang diharapkan terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober.

Pada hari Sabtu, puluhan jet Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan sebelum fajar terhadap pabrik rudal dan lokasi lainnya di dekat Teheran dan Iran barat, sebagai bagian dari pertukaran serangan terbaru antara kedua rival di Timur Tengah tersebut.

Serangan ini lebih terfokus pada target militer, meredakan kekhawatiran bahwa Israel mungkin menyerang fasilitas nuklir atau infrastruktur minyak Iran.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya dalam OPEC+ tetap tidak mengubah kebijakan output minyak bulan lalu, termasuk rencana untuk mulai meningkatkan produksi mulai Desember. Kelompok ini akan bertemu pada 1 Desember menjelang pertemuan penuh OPEC+.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel Bikin Harga Komoditas Naik, RI Diuntungkan?