Bocoran Terbaru Spin Off Unit Usaha Syariah CIMB Niaga & Permata Bank

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
28 October 2024 08:35
Gedung CIMB Niaga (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: CIMB Niaga (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah bank swasta tengah mempersiapkan pelepasan atau spin off dari unit usaha syariah (UUS) mereka. Ini seiring dengan upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong penguatan industri perbankan syariah.

Seperti diketahui, spin off UUS perbankan diatur dalam POJK No. 12 Tahun 2023, yang mengatur bahwa UUS wajib spin off jika telah memiliki aset 50% dari aset induk dan/atau total aset mencapai Rp50 triliun.

Di antaranya, UUS PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), CIMB Syariah, yang asetnya tembus Rp 64,83 triliun per 30 Juni 2024. Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan bahwa pihaknya telah meminta keringanan waktu dari yang seharusnya spin off rampung pada akhir tahun 2025 menjadi kuartal I-2026.

Hal itu supaya tidak mengganggu proses penyusunan laporan keuangan dari CIMB Niaga sebagai induk, serta proses budgeting dari spin off ini.

"Jadi apa yang kita lakukan hari ini sekarang masih dalam persiapan pembuatan perizinan. Lagi melihat apakah model yang selama ini ditetapkan syariah di CIMB Niaga ini akan tetap kita pertahankan atau ada perubahan model misalnya. Ya, model kita kan sekarang 100% leveraging. Lagi lihat apakah ada cara lain yang lebih baik, misalnya opsi lain," ujar Pandji saat ditemui di Hermes Palace Hotel Banda Aceh belum lama ini, dikutip Senin (28/10/2024).

Ia menerangkan pihaknya tengah melakukan gap analysis antara UUS saat ini dan nantinya ketika sudah menjadi bank umum syariah (BUS).

Pandji mengungkapkan CIMB Syariah nantinya bakal berdiri menjadi perseroan terbatas (PT) baru. Dalam hal ini, CIMB Niaga belum ada niatan untuk mengakuisisi bank syariah lain. Sebab, menurut Pandji, membuka PT baru lebih mudah ketimbang mengakuisisi bank lain dan modal inti CIMB Syariah sudah mencukupi untuk menjadi bank KBMI I.

"Buka PT baru kan lebih simple daripada ada akusisi bank baru. Kenapa kita nggak akusisi bank baru? Karena begitu kita nanti spin off, rencananya kita sudah akan melebihi modal minimum daripada yang ditetapkan oleh OJK. Kalau modalnya mungkin masih minimum, ya kita cari bank lain. Tapi modalnya cukup lah," pungkas Pandji.

Selanjutnya, PT Bank Permata Tbk. (BNLI) juga tengah mempersiapkan UUS miliknya untuk spin off. Tercatat, aset Permata Bank Syariah sebesar Rp36,65 triliun per September 2024.

Pada saat Permata Bank melakukan rebranding sebulan yang lalu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae berpesan agar bank milik Bangkok Bank itu dapat semakin memberikan konstribusi kepada sistem perbankan Indonesia, termasuk naik kelas ke KBMI 4, serta melakukan spin-off UUS untuk menciptakan bank syariah dengan skala besar.

Direktur Keuangan dan Unit Usaha Syariah Permata Bank Rudy Basyir Ahmad mengatakan pihaknya saat ini sedang fokus untuk mengembangkan UUS itu. Ia mengatakan Permata Bank Syariah bakal fokus di segmen individu dan korporasi.

Namun, belum ada perkiraan kapan spin off ini bakal dilakukan. Meskipun begitu, Direktur Utama Permata Bank Meliza M. Rusli mengatakan pihaknya akan terus mendukung upaya konsolidasi perbankan syariah yang didorong OJK.

Meliza menekankan bahwa pihaknya melakukan sinergi antara UUS dan induknya dalam mendorong bisnis syariah. Bangkok Bank sendiri tidak memiliki unit usaha syariah, namun mereka juga melayani wilayah Thailand Selatan yang memiliki populasi Muslim terbanyak di seluruh negara itu.

"Dan tentu mereka sangat respect sekali bahwa di Indonesia ini kan populasi terbesar adalah muslim. Jadi pengembangan daripada bisnis syariah itu ya tentu disalurkan oleh Bangkok Bank," kata Meliza saat ditemui di Hermes Palace Hotel Banda Aceh belum lama ini, dikutip Senin (28/10/2024).

Rudy dan Meliza menambahkan, akses Permata Bank dengan Bangkok Bank juga bisa memperluas segmen dari Permata Bank Syariah nantinya. Dengan begitu, Permata Bank Syariah dapat diperkenalkan menjadi international bank melalui jaringan induknya.

"Jadi mungkin selama ini misalnya ada perusahaan-perusahaan yang kami support melalui perbankan syariah, itu mungkin sulit untuk melakukan transaksi dengan cross-border. Sekarang ini kita bisa langsung bantu melalui perusahaan syariah kita, kita komunikasi dengan Bangkok Bank cabang di luar Indonesia. Jadi ini saling membantu untuk men-support kita menjadi global network untuk membangun perbankan syariah," terang Meliza.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Ada 32 UUS Asuransi Bakal Spin Off, 12 Lainnya Merger

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular