Adaro (ADRO) Mau Ganti Nama, Minta Restu Pemegang Saham

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Senin, 28/10/2024 08:15 WIB
Foto: Adaro Energy

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan perubahan nama melalui Rapat Umum Pemegang Luar Biasa (RUPSLB).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), permintaan restu kepada pemegang saham dilakukan secara elektronik dan secara fisik, yang akan diselenggarakan pada Senin, 18 November 2024.


Pergantian nama perusahaan tercantum dalam agenda mata acara 2 yang mana rapat akan diselenggarakan secara fisik dan secara elektronik. Rapat secara elektronik akan diadakan menggunakan fasilitas Electronic General Meeting System KSEI (eASY.KSEI) yang disediakan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

"Persetujuan untuk melakukan perubahan nama Perseroan dan dengan demikian mengubah Pasal 1 ayat (1) anggaran dasar Perseroan," tulis manajemen, Senin 28 Oktober 2024.

Sementara pada agenda mata acara pertama, ADRO meminta persetujuan penggunaan sebagian saldo laba perseroan untuk dibagikan sebagai tambahan dividen tunai final.

"Perseroan bermaksud untuk mengusulkan kepada para pemegang saham Perseroan untuk menyetujui penggunaan sebagian dari Saldo Laba Perseroan per tanggal 31 Desember 2023 sebagaimana dicatat dalam Laporan Keuangan Konsolidasian yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik," tulisnya.

Perseroan tidak akan mengirimkan undangan tersendiri kepada para pemegang saham Perseroan dan pemanggilan ini dianggap sebagai undangan Rapat resmi bagi semua pemegang saham Perseroan.

"Dikarenakan adanya keterbatasan kapasitas ruangan, Perseroan hanya dapat mengakomodasi sebanyak-banyaknya 50 pemegang saham. Perseroan juga tidak menyediakan suvenir, makanan, dan minuman," tambahnya.

Lepas Bisnis Batu Bara Thermal

Sebelumnya, ADRO berencana melakukan transaksi penjualan atas seluruh saham yang dimiliki Perseroan pada PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) yang dahulu bernama PT Alam Tri Abadi. AAI merupakan entitas anak ADRO dengan kepemilikan saham 99,99%.

Nilai transaksi penjualan saham AAI akan mempertimbangkan hasil penilaian saham dari penilai independen, sekitar US$ 2,45 miliar atau Rp37.6 triliun. Estimasi tersebut sudah setara dengan 31,8% dari total ekuitas Adaro.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan berencana untuk memisahkan bisnis pilar pertambangan dan juga beberapa bisnis pendukung di bawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green demi mempertahankan sinergi dari integrasi bisnis-bisnis yang termasuk dalam sektor-sektor industri dengan keterkaitan yang lebih erat.

"Langkah ini juga dipandang efektif untuk memaksimalkan kinerja AAI dan pilar-pilar bisnis nonbatu bara termal tersebut karena memungkinkan setiap perusahaan untuk berfokus pada pengembangan keunggulan inti masing-masing," tulis manajemen, Kamis (12/9).

Rencana transaksi perseroan diharapkan akan membantu AAI dan pilar bisnis non-batu bara termal untuk meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja.

"Pemisahan ini juga akan membantu bisnis hijau untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih banyak, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, memberikan akses yang lebih baik pada proyek-proyek ramah lingkungan dengan partner bisnis potensial peringkat atas, serta memberikan opsi investasi yang lebih banyak pada investor publik untuk berinvestasi sesuai dengan minat dan pandangannya," jelasnya.

Sebagai informasi, perseroan memiliki saham-saham pada beberapa perusahaan pertambangan batu bara termal, yaitu PT Adaro Indonesia, PT Paramitha Cipta Sarana, PT Semesta Centramas, PT Laskar Semesta Alam, dan PT Mustika Indah Permai, yang memproduksi batu bara termal berkalori menengah dengan kadar polutan rendah.

Selain itu, Perseroan melalui AAI juga memiliki saham-saham pada dua perusahaan pertambangan batu bara termal yang saat ini sedang dikembangkan, yaitu PT Pari Coal dan PT Ratah Coal.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Putar Otak Bisnis Komoditas Andalan RI Lawan Efek Trump