Perang di Timur Tengah Bikin Dunia Kacau, Rupiah Cs Jadi Korban

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
16 October 2024 15:05
Perry Warjiyo dalam pengumuman hasil rapat dewan Gubernur, Oktober 2024 dengan cakupan tahunan. (Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Perry Warjiyo dalam pengumuman hasil rapat dewan Gubernur, Oktober 2024 dengan cakupan tahunan. (Tangkapan layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia-Perang di Timur Tengah yang semakin meluas membuat ketidakpastian semakin tinggi. Pasar keuangan pun bergejolak dan membuat mata uang di dunia melemah dihadapan dolar Amerika Serikat (AS)

Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Rabu (16/10/2024).

"Arah dari FFR kalau ada perbedaan gak terlalu besar tapi karena ada ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dampaknya terhadap UST 2 dan 10 tahun yang kami perkirakan terus turun, sekarang malah naik," terangnya.

DolarĀ Indeks juga kembali menguat sehingga membuat mata uang banyak negara termasuk rupiah jatuh. "Bulan lalu sudah 101 bahkan mengarah 100, begitu ada ketegangan geopolitik Timur Tengah sekarang 103, malah di atas 103," ujar Perry.

BI masih berpandangan FFR akan turun pada November dan Desember masing-masing satu kali. Sementara tahun depan diperkirakan penurunan sebanyak tiga atau empat kali.

"Nah tiga hal itu yang berpengaruh terhadap aliran masuk portofolio asing ke berbagai dunia dan nilai tukar," pungkasnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penyebab Cadangan Devisa RI US$155,7 M: Utang Sampai Devisa Migas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular