
Beda Arah dengan Wall Street, Bursa Saham Asia Dibuka Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Asia-Pasifik dibuka sebagian besar lebih tinggi pada awal Jumat (11/10/2024), menyimpang dari sesi Wall Street semalam (10/10/2024) yang melihat tolok ukur utama merosot saat investor mencerna laporan inflasi AS yang membandel.
Investor di Asia juga fokus pada keputusan suku bunga dari Bank of Korea pada hari Jumat. Bank sentral Korea Selatan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,25%, pemotongan pertama sejak 2020. Keputusan ini menandai berakhirnya siklus pengetatan selama beberapa tahun yang membawa suku bunga ke level tertinggi dalam 15 tahun pada 2023.
Pemotongan suku bunga ini terjadi ketika inflasi di Korea Selatan melambat menjadi 1,6% pada September, level terendah sejak awal 2021 dan di bawah target tengah bank sentral sebesar 2%.
Kementerian Keuangan China dijadwalkan mengadakan konferensi pers pada hari Sabtu pukul 10.00 waktu setempat. Sesi briefing yang sangat dinantikan ini diharapkan akan mengungkap paket stimulus fiskal baru saat Beijing berusaha untuk mendorong ekonominya.
Dilansir dari CNBC International, Indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 0,3% saat dibuka, sementara indeks berbasis luas Topix naik 0,16%.
Indeks blue chip Kospi Korea Selatan meningkat 0,8%, dan Kosdaq yang mencakup saham-saham kecil menambah 0,4%.
Futures untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di angka 21.274, lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di 21.251,98.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 memulai hari dengan penurunan 0,19%.
Sementara, semalam di AS, indeks S&P 500 turun 0,21% dan ditutup di 5.780,05, Dow Jones Industrial Average merosot 0,14% menjadi 42.454,12. Begitu pula Nasdaq Composite juga turun 0,05%, berakhir di 18.282,05.
Indeks harga konsumen AS naik 0,2% secara bulanan, membawa pertumbuhan inflasi tahunan menjadi 2,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka inflasi ini lebih tinggi dari perkiraan kenaikan bulanan sebesar 0,1% dan tingkat tahunan 2,3%, menurut jajak pendapat Reuters.
Meski tingkat inflasi tahunan adalah yang terendah sejak Februari 2021, hal ini menambah kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin akan memperlambat laju pemotongan suku bunga di masa depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Dibuka Variatif, Investor Wait and See Data Tenaga Kerja AS