Inflasi AS Naik 2,4%, Wallstreet Sambut Melemah

rev, CNBC Indonesia
10 October 2024 20:57
Traders work on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., October 4, 2017. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan pada awal perdagangan Kamis (10/10/2024), dengan S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average jatuh dari rekor tertinggi, karena data ekonomi menunjukkan inflasi yang membandel dan peningkatan pengangguran.

Dilansir dari CNBC International, indeks pasar yang luas kehilangan 0,3%, sementara Dow kehilangan 90 poin, atau 0,2%. Nasdaq Composite turun 0,5%.

Malam hari ini, AS baru saja merilis indeks harga konsumen September yang meningkat lebih dari yang diperkirakan bulan lalu, naik 0,2% secara bulanan dan membawa tingkat inflasi tahunan menjadi 2,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini lebih tinggi dari perkiraan kenaikan bulanan 0,1% dan tingkat tahunan 2,3% yang diharapkan oleh para analis yang disurvei oleh Dow Jones. Angka tahunan ini adalah yang terendah sejak Februari 2021.

Hasil ini akan memengaruhi langkah kebijakan selanjutnya dari bank sentral AS (The Fed) saat bersiap untuk pertemuan pertamanya setelah pemotongan besar-besaran pada September lalu. Temuan ini juga muncul di tengah kekhawatiran yang meningkat bahwa bank sentral mungkin akan memperlambat laju pemotongan di masa depan. Data perdagangan masa depan suku bunga Fed menunjukkan kemungkinan 87% untuk pemotongan seperempat poin, menurut alat FedWatch dari CME Group.

"Gabungkan data ini dengan angka lapangan kerja yang sangat baik pada hari Jumat lalu dan jalur untuk pemotongan suku bunga di masa depan oleh Fed tetap tidak pasti," kata Paul Toft, manajer portofolio senior di Key Wealth.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Bergerak Mix, Investor Tunggu Data Inflasi Besok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular