Cadangan Devisa RI Masih Gemuk, Dolar Turun ke Rp 15.640

Iftha, CNBC Indonesia
08 October 2024 15:10
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Garuda berhasil menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), setelah lebih dari sepekan terakhir tertekan oleh sentimen global.

Melansir Refinitiv, pada penutupan perdagangan Selasa hari ini (8/10/2024) rupiah menguat 0,22% dalam sehari ke posisi Rp15.640/US$.

Di lain sisi, indeks dolar AS (DXY) turun ke titik 102,327 dengan pelemahan sebesar 0,2%. Pelemahan ini menjadi salah satu pendorong menguatnya nilai tukar rupiah hari ini (8/10/2024).

Lebih lanjut, penguatan didukung oleh optimisme pasar terhadap stabilitas ekonomi domestik dan intervensi aktif Bank Indonesia (BI) di pasar valuta asing. Penguatan rupiah ini terjadi meskipun konflik di Timur Tengah masih memanas dan memicu ketidakpastian global.

Sejak eskalasi konflik yang melibatkan Israel, Hamas, dan Hizbullah semakin intensif, pasar keuangan global mengalami tekanan.

Namun, rupiah mampu bertahan di tengah lonjakan harga komoditas seperti minyak dan emas yang diharapkan menjadi penyeimbang bagi defisit neraca perdagangan Indonesia.

Sedangkan di dalam negeri, BI baru-baru ini merilis data cadangan devisa yang sedikit turun dari US$150,2 miliar menjadi US$149,9 miliar.

Kendati ada penurunan, posisi cadangan devisa masih cukup kuat untuk menutupi 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor sekaligus memenuhi pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Hal ini menunjukkan bahwa BI masih memiliki ruang untuk melakukan intervensi guna menjaga stabilitas rupiah di tengah tekanan eksternal yang kuat.

Menurut BCA Economic Research, meski penguatan rupiah ini masih terbatas, intervensi BI dan posisi cadangan devisa yang masih melimpah menjadi faktor kunci dalam menopang nilai tukar.

Pasar juga melihat adanya peluang pemangkasan suku bunga oleh BI seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed di masa mendatang, yang diharapkan akan meredakan tekanan lebih lanjut terhadap rupiah.

Dengan kondisi ini, rupiah menunjukkan ketahanan yang cukup baik, meskipun risiko dari perkembangan geopolitik global masih perlu terus dipantau.

CNBC INDONESIA RESEARCH

 


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular