Bos BRI (BBRI) Ungkap Kapan Pangkas Suku Bunga Kredit & Deposito
Jakarta, CNBC Indonesia - Bos PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengungkapkan transmisi pemangkasan suku bunga acuan global dan domestik ke suku bunga dasar kredit (SBDK) dan suku bunga deposito bank pelat merah tersebut dapat dimulai pada akhir tahun ini.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan transmisi penurunan suku bunga bergantung pada komposisi dana bank yang mengikuti tenor. Kata dia, pihaknya harus melihat tenor dari dana yang dihimpun BRI sampai kapan, meskipun BI Rate sudah dipangkas 25 basis poin (bps).
"Tapi biasanya tenornya nggak panjang-panjang. Jadi kalau misalnya tenornya bulanan berarti ya butuh waktu satu bulan Tapi kalau mayoritas dulu sudah dikunci apa namanya mungkin enam bulan sampai satu tahun, ya terpaksa penyusahannya itu sampai itu," ujar Sunarso saat ditemui di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2024).
Ia mengatakan di BRI rata-rata tenornya pendek. Maka dari itu, bank pelat merah yang fokus pada sektor UMKM itu sudah bisa memangkas suku bunganya.
"Jadi mungkin kita insya Allah bisa mentransmisikan dalam waktu yang tidak terlalu lama," pungkas Sunarso.
"Saya pikir akhir tahun ini sudah bisa [turun]. Apalagi kalau disusun lagi nanti ada cut rate lagi gitu."
Seperti diketahui, bank sentral AS Federal Reserve, untuk pertama kalinya dalam 4 tahun terakhir telah memotong tingkat suku bunganya, Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) ke range baru di 4,75%-5%. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) telah lebih dulu memangkas suku bunga acuannya menjadi 6%
Beberapa bank terpantau sudah mulai memangkas suku bunga depositonya. Seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang menurunkan suku bunga deposito sebesar 25 bps untuk tenor 3 bulan, menjadi 3%.
Menanggapi hal itu, Sunarso mengatakan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan nasional telah meningkat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat LDR perbankan naik dari 86,51% di bulan Juli menjadi 86,80% di bulan Agustus.
"Jadi itu kan artinya apa? Di pasar kan ada kebutuhan untuk mencari dana tambahan Karena LDR-nya juga naik sekarang udah menjadi 86 persen di pasar ya," kata Sunarso.
(fsd/fsd)