Ada Kabar Buruk dari Amerika Serikat, Dolar Naik ke Rp 15.450

Iftha Nikmatul Khasanah, CNBC Indonesia
09 September 2024 15:41
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada akhir perdagangan Senin (09/09/2024) pasca rilis data tenaga kerja Amerika Serikat yang sedikit mengalami kenaikan pada Jumat (06/09/2024).

Melansir dari Refinitiv, nilai mata uang Garuda ditutup pada posisi Rp15.450/US$, tidak mengalami perubahan dari awal perdagangan hari ini dan terdepresiasi 0,59% jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Bersamaan dengan ini, indeks dolar AS (DXY) mengalami penguatan sebesar 0,27% ke titik 101,447 .

Pergerakan rupiah dipicu oleh kenaikan indeks dolar AS (DXY) selama dua hari berturut-turut. Kenaikan ini didorong oleh data ketenagakerjaan AS yang dirilis pada Jumat (6/9/2024).

Meskipun pertumbuhan lapangan kerja AS di bulan Agustus tidak sesuai harapan dimana Non-Farm Payrolls (NFP) mencatat penambahan 142.000 pekerjaan, naik dari 89.000 pada bulan sebelumnya, namun masih di bawah proyeksi konsensus sebesar 161.000.

Di sisi lain, tingkat pengangguran turun menjadi 4,2% dari sebelumnya 4,3%, sementara upah pekerja meningkat lebih tinggi dari perkiraan, tumbuh 0,7% secara bulanan dan 3,8% secara tahunan, melampaui ekspektasi masing-masing sebesar 0,3% dan 3,7%.

Sehingga pasar masih memperkirakan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga, dengan kemungkinan besar penurunan sebesar 25 basis poin (bps) lebih diprioritaskan daripada 50 bps.

Gabungan data inflasi dan pasar tenaga kerja AS ini akan semakin memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed), yang akan diputuskan dalam pertemuan FOMC pada 18 September mendatang.

Sehingga DXY menguat dan semakin menambah tekanan pada rupiah.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Tergelincir, Dolar Lanjut Naik ke Rp16.195

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular