Fokus Menanti Inflasi PCE AS, Rupiah Bisa Happy Weekend?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
30 August 2024 08:15
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah lanjutkan penguatan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).Hari ini, Jumat (30/8/2024) pergerakan mata uang Garuda akan mendapat gairah positif dari ekonomi AS yang perkasa dan kembali menanti rilis data inflasi PCE.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,06% di angka Rp15.410/US$ pada Kamis (29/8/2024). Hal ini sejalan dengan penutupan perdagangan kemarin (28/8/2024) yang terapresiasi 0,45%.

Lebih lanjut, posisi ini juga merupakan yang terkuat sejak akhir Desember 2023 atau sekitar delapan bulan lalu.

Pergerakan rupiah pada akhir pekan ini akan merespon hasil rilis data pertumbuhan ekonomi AS sepanjang kuartal II/2024 yang tetap perkasa dan kembali fokus menanti data inflasi PCE.

Ekonomi AS terpantau meningkat pada tingkat tahunan 3,0% pada kuartal terakhir, direvisi naik dari tingkat 2,8% yang dilaporkan bulan lalu, menurut Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan dalam estimasi kedua PDB kuartal kedua pada hari Kamis. Perekonomian tumbuh pada kecepatan 1,4% pada kuartal pertama.

Belanja konsumen, yang mencakup lebih dari dua pertiga ekonomi, meningkat pada tingkat 2,9% yang direvisi naik. Sebelumnya dilaporkan tumbuh pada kecepatan 2,3%, dan sebagian didorong oleh upah. Itu mengimbangi penurunan peringkat investasi bisnis, sebagian besar perangkat lunak. Ekspor dan investasi inventaris swasta juga direvisi turun.

Inflasi cukup moderat, sehingga meningkatkan daya beli konsumen. Pendapatan rumah tangga setelah memperhitungkan inflasi meningkat pada tingkat 1,0% yang tidak direvisi.

Klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara juga turun 2.000 menjadi 231.000 yang disesuaikan secara musiman untuk minggu yang berakhir pada 24 Agustus. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan 232.000 klaim untuk minggu terakhir.

Klaim telah turun dari level tertinggi dalam 11 bulan pada akhir Juli karena distorsi dari penutupan sementara pabrik kendaraan bermotor untuk perbaikan model baru dan dampak Badai Beryl memudar.

Berikutnya pada hari ini, pelaku pasar juga menanti rilis data inflasi PCE AS untuk periode Juli 2024.

Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan inflasi PCE AS pada bulan lalu tidak banyak berubah atau masih sama seperti pada Juni lalu yakni tumbuh 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi PCE AS diperkirakan naik sedikit menjadi 0,2%.

Jika benar demikian, maka 'amunisi' The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang cukup besar.

Teknikal Rupiah

Pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS berbasis waktu per sejauh ini masih terlihat terkonsolidasi setelah menguat tajam beberapa hari.

Rentang sideways dari support Rp15.375/US$ yang diambil dari low candle intraday 26 Agustus 2024 ke area resistance di Rp15.435/US$ yang ditarik dari garis rata-rata selama 50 jam atau Moving Average/MA 50.

Perlu dicatat, support di rupiah merupakan area terdekat yang dicermati jika penguatan berlanjut, sementara resistance merupakan posisi yang perlu diantisipasi jika ada pembalikan arah melemah.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

 

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potensi Penguatan Rupiah di Tengah Tekanan Indeks Dolar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular