
Pasar Kripto Tersungkur Lagi, Ini Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto mengalami pelemahan pada hari ini, Jumat (30/8/2024) diikuti arus keluar dari dana yang diperdagangkan di bursa Amerika Serikat (ETF Bitcoin Spot) dua hari terakhir.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Jumat (30/8/2024) pukul 05:37 WIB, pasar kripto bergerak melemah. Bitcoin naik tipis 0,2% ke US$59.142,82 sementara secara mingguan berada di zona hijau 2,26 %.
Ethereum terdepresiasi 0,16% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan melemah 3,95%.
Solana tergelincir 2,08% secara harian dan dalam sepekan tersungkur 2,78%. Begitu pula dengan XRP yang menurun 1,03% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir terpuruk 5,8%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,09% ke angka 2.195,42 Open interest terapresiasi 0,6% di angka US$53,92 miliar.
Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 46 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Melihat kondisi pasar saat ini, para short sellers sangat mendominasi pasar dan menciptakan tekanan jual yang signifikan.
Dikutip dari CoinPedia News, potensi alasan di balik penjualan yang sedang berlangsung ini adalah kurangnya minat dari trader yang berinvestasi dalam ETF Bitcoin spot. Menurut data CoinGlass, ini adalah hari kedua berturut-turut di mana ETF Bitcoin spot AS mencatat aliran negatif sebesar 1,77 ribu BTC.
Secara keseluruhan, data on-chain ini menunjukkan sentimen bearish, dengan para penjual pendek mendominasi pasar. Jika sentimen ini berlanjut dan harga BTC jatuh ke level US$58.500, sekitar US$421 juta dalam posisi long bisa terkena likuidasi.
Namun demikian, di tengah penurunan harga Bitcoin, seorang paus Bitcoin yang terkenal baru-baru ini menjadi sorotan dengan membeli 1.000 BTC atau sekitar US$59,65 juta pagi hari ini.
Akuisisi besar ini terjadi saat Bitcoin berada di sekitar $60.000, dengan paus tersebut memanfaatkan apa yang tampaknya sebagai penurunan pasar. Saat ini, paus tersebut memegang total 7.559 BTC, yang bernilai sekitar US$450 juta, menandakan kepercayaan pada aksi harga Bitcoin di masa depan.
Pembelian terbaru dari paus ini menandai kembalinya strategi akumulasi setelah periode penjualan signifikan. Antara 27 Juni dan 8 Juli, paus yang sama menjual 7.790 BTC, yang setara dengan sekitar US$468,3 juta pada waktu itu. Langkah likuidasi substansial ini terjadi tepat sebelum Bitcoin mengalami periode volatilitas, menunjukkan timing pasar dan wawasan yang cerdik dari paus tersebut.
Aktivitas paus ini signifikan untuk sentimen pasar dan trader ritel. Pembelian sebesar ini sering kali menandakan sentimen bullish yang kuat di kalangan pemegang besar, yang berpotensi memengaruhi peserta pasar lainnya untuk mengikuti jejak tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Euforia Mulai Berkurang, Kripto Lanjut Turun