Marjin Bisnis Asuransi TUGU Makin Tebal, Ini Buktinya

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
29 August 2024 18:33
Tugu Insurance
Foto: Dok Tugu Insurance

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan bisnis PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) di sepanjang semester I-2024 terdorong premi asuransi yang tumbuh signifikan. Marjin underwriting perseroan pun semakin menebal sehingga mendongkrak profitabilitas.

TUGU mencatatkan premi bruto konsolidasian di semester I-2024 senilai Rp 5,2 triliun atau tumbuh 39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu premi neto TUGU juga naik 34% menjadi Rp 2,0 triliun sejalan dengan kenaikan premi brutonya.

Apabila dibedah, kontributor terbesar premi neto tersebut berasal dari segmen kebakaran yang naik 59% dan menyumbang 40% dari pendapatan premi neto. Selain segmen kebakaran, segmen lainnya juga naik 44% menjadi Rp 707 miliar dan menyumbang 35% dari total pendapatan premi neto.

Asuransi kebakaran yang termasuk di dalamnya ada asuransi properti naik signifikan sejalan dengan size segmen tersebut yang paling besar untuk industri asuransi umum. Sementara segmen lainnya meningkat pesat sejalan dengan strategi perseroan untuk merambah ke segmen retail dan non-captive.

Selain dua segmen di atas, premi neto asuransi rekayasa juga terpantau tumbuh 51% menjadi Rp 111 miliar. Kemudian segmen rangka kapal juga menyumbang premi neto senilai Rp 143 miliar atau naik 43%. Adapun segmen penerbangan memiliki pertumbuhan premi neto tertinggi hingga 110% menjadi Rp 32 miliar.

Kenaikan signifikan premi neto dari segmen-segmen tersebut menunjukkan penguatan pangsa pasar TUGU mengingat posisi perseroan yang menjadi market leader. "TUGU mempertahankan posisinya menjadi top-5 general insurance untuk segmen-segmen tersebut" katanya.

Dari sisi beban komisi neto memang mengalami peningkatan sebesar 54% menjadi Rp 366 miliar. Namun hal ini dinilai wajar seiring dengan pertumbuhan premi yang signifikan dan rasionya yang masih terjaga di bawah 20%.

Selain pertumbuhan premi neto yang melonjak, TUGU juga mampu menurunkan loss ratio, sehingga perseroan dapat mempertebal underwriting profit dan marjinnya. Usut punya usut, loss ratio TUGU pada semester I-2024 mencapai 52,9% atau turun jauh dari 60,6% di semester I-2023.

Loss ratio yang turun signifikan tersebut juga tercermin dari beban klaim neto yang hanya tumbuh 17% di sepanjang semester I-2024 dengan nilai Rp 1,08 triliun. Pertumbuhan beban klaim neto tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan beban pertumbuhan premi netonya.

Setelah mengurangkan pendapatan premi neto dari beban komisi dan klaim, maka didapat laba underwriting TUGU mencapai Rp 593 miliar di paruh pertama tahun 2024, atau naik 64% dibandingkan dengan waktu yang sama tahun sebelumnya.

Kalau dilihat, peningkatan laba underwriting tersebut juga didongkrak oleh 4 segmen utama yaitu kebakaran, rekayasa, rangka kapal dan penerbangan. Ada improvement yang signifikan dari segmen tersebut yang menunjukkan kemampuan TUGU memanfaatkan momentum pertumbuhan sekaligus manajemen risiko yang baik meski ada peningkatan beban komisi yang masih sangat wajar.

Kinerja TUGU di paruh kedua tahun ini juga masih akan sejalan dan tetap solid. Kemampuan perseroan untuk mempertebal marjin underwriting diyakini menjadi modal yang kuat di tahun 2024 untuk mendongkrak kinerja operasional perseroan.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham TUGU Cetak Rekor Tertinggi, Seminggu Naik 8,85%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular