
Dibuka Menguat Tipis, IHSG Bergerak Galau!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan pagi ini, Rabu (28/8/2024) cukup volatile. Sempat dibuka hijau, tetapi selang beberapa menit lanjut koreksi.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG terpantau menguat tipis 0,01% ke level 7.598,71.
Namun, selang lima menit pembukaan IHSG cenderung volatil dan turun capai 0.11% ke angka 7.589,31. IHSG kini terpantau masih dalam level 7500.
Nilai transaksi indeks awal sesi I hari ini mencapai lebih dari Rp100 triliun, akan tetapi mayoritas disumbang dari transaksi nego saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Volume saham yang diperdagangkan mencapai 4.5 juta lembar, yang melibatkan total 72.653 transaksi.
Meski begitu, IHSG masih menunjukkan tren penguatan di tengah berbagai perkembangan ekonomi global.
Optimisme pasar globali didorong oleh peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Amerika Serikat yang mencapai 103,3 pada bulan Agustus, level tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Kepercayaan konsumen AS meningkat dari 101,9 pada bulan Juli, meskipun para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan indeks ini akan tetap di sekitar angka 100,3.
Kenaikan ini mencerminkan optimisme terhadap prospek ekonomi AS, meskipun terdapat kekhawatiran mengenai kondisi pasar tenaga kerja setelah tingkat pengangguran naik mendekati level tertinggi dalam tiga tahun, yaitu 4,3% pada periode sebelumnya.
Indeks Ekspektasi Conference Board, yang mengukur pandangan konsumen terhadap pendapatan, bisnis, dan kondisi pasar tenaga kerja dalam jangka pendek, juga meningkat menjadi 82,5, level tertinggi sejak Agustus 2023, naik dari 81,1 pada bulan Juli.
Namun, konsumen tetap menunjukkan kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja, dengan persentase yang menganggap pekerjaan "banyak tersedia" turun menjadi 32,8% dari 33,4% pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, diferensial pasar tenaga kerja, ukuran yang berkorelasi dengan tingkat pengangguran turun menjadi 16,4, level terendah sejak Maret 2021.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan dalam kepercayaan konsumen, pasar tenaga kerja masih menjadi titik perhatian.
Ekspektasi inflasi selama 12 bulan juga menurun menjadi 4,9% dari 5,3% pada Juli, menambah sinyal bahwa pemotongan suku bunga oleh The Federal Reserve mungkin semakin dekat.
Meskipun inflasi telah menurun signifikan, pasar tenaga kerja yang kurang ketat menjadi alasan tambahan bagi bank sentral untuk mempertimbangkan penyesuaian kebijakan.
Pelaku pasar menunjukkan bahwa kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunganya pada pertemuan 18 September 2024 sebesar 71,5%.
Pasar melihat peluang The Fed memangkas 25 basis poin ke target 5,00%-5,25% pada pertemuan tersebut,
Sementara itu, pasar memperkirakan tetap ada peluang bagi The Fed untuk memangkas sebesar 50 basis poin.
Pemangkasan pada September diperkirakan tidak akan terjadi sekali pada sisa akhir tahun ini. Namun juga akan diikuti pemangkasan pada November dan Desember.
Masing-masing 25 basis poin dan 50 baisi poin. Sehingga pada akhir tahun diperkirakan suku bunga The Fed akan berada di target 4,25% hingga 4,5% atau turun sebesar 100 basis poin.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meski Minim Sentimen, IHSG Lompat 1,33% ke 7.129 di Sesi I