Indeks Konsumen AS Naik, Dolar Dibuka Stagnan di Rp15.490

rev, CNBC Indonesia
28 August 2024 09:14
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Dolar Asia, Melawai, Blok M, Jakarta, Selasa, (3/10). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Dolar Asia, Melawai, Blok M, Jakarta, Selasa, (3/10). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah stagnan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca AS merilis data kepercayaan konsumen yang mengalami kenaikan.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka stagnan 0% di angka Rp15.490/US$ pada hari ini, Rabu (28/8/2024). Kendati demikian, beberapa menit setelahnya, rupiah melemah 0,16% ke angka Rp15.515/US$.

Sementara DXY pada pukul 08:55 WIB naik tipis 0,06% di angka 100,61. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 100,55.

Kemarin, AS telah merilis data kepercayaan konsumen yang tercatat mengalami kenaikan dan berada di level tertinggi dalam enam bulan pada periode Agustus di tengah optimisme mengenai prospek ekonomi.

Akan tetapi menurut data, orang Amerika menjadi lebih cemas tentang pasar tenaga kerja setelah tingkat pengangguran melonjak mendekati level tertinggi dalam tiga tahun, yaitu 4,3% pada periode bulan lalu.

Indeks kepercayaan konsumen Conference Board meningkat menjadi 103,3 bulan ini, level tertinggi sejak Februari, dari 101,9 yang direvisi naik pada bulan Juli.

Indeks Ekspektasi Conference Board, yang didasarkan pada pandangan konsumen terhadap pendapatan, bisnis, dan kondisi pasar tenaga kerja jangka pendek, meningkat menjadi 82,5. Ini adalah level tertinggi sejak Agustus 2023 dan naik dari 81,1 pada Juli. Ini adalah pembacaan bulanan kedua berturut-turut di atas 80. Pembacaan di bawah 80 biasanya menandakan resesi di depan.

Kenaikan indeks ini juga berdampak pada ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) yang menurun dari kisaran 70% untuk 25 basis poin (bps) menjadi 65,5% berdasarkan survei CME FedWatch Tool.

Tidak hanya itu, pelaku pasar saat ini juga sedang menunggu data perkiraan kedua dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 AS yang akan dirilis pada esok hari tepatnya pada Kamis (29/8/2024).

Setiap perubahan dapat memengaruhi ekspektasi terhadap langkah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berikutnya, meski The Fed sudah mengindikasikan akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang.

Revisi ini juga akan sangat penting untuk menilai ketahanan ekonomi AS dalam menghadapi potensi penurunan suku bunga.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Tergelincir, Dolar Lanjut Naik ke Rp16.195

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular