
4 Prinsip Investasi Agar Cuan Maksimal ala Sir John Templeton

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada tahun 1939, Sir John Templeton, seorang investor pemula, membuat langkah berani. Di tengah pesimisme pasar yang ekstrem, Templeton membeli saham dari 104 perusahaan Amerika Serikat yang diperdagangkan dengan harga di bawah $1 per saham, meskipun 37 di antaranya telah mengajukan kebangkrutan.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Setelah melakukan perjalanan ke Eropa pada tahun 1930-an, Templeton mulai memprediksi bahwa Amerika Serikat akan terlibat dalam Perang Dunia II. Ia meyakini bahwa perusahaan yang tidak menguntungkan sebelum perang akan mendapatkan keuntungan dari kebijakan pajak yang diberlakukan untuk mendanai perang.
Mengutip businessinsider.com, dugaan Templeton terbukti benar, dan empat tahun kemudian, ia berhasil menjual saham-saham tersebut dengan keuntungan total sebesar 400%.
Kisah ini diungkapkan oleh keponakan Templeton, Lauren Templeton, dalam sebuah episode podcast "A Book With Legs" dari Smead Capital Management. Lauren menggambarkan keputusan pamannya untuk berinvestasi di tengah "pesimisme maksimal" sebagai salah satu perdagangan pertamanya yang sangat sukses.
Sir John Templeton, yang hidup dari tahun 1912 hingga 2008, kemudian menikmati karier investasi yang panjang dan sukses. Ia diakui sebagai salah satu investor terbesar sepanjang masa. Reksa dana miliknya, Templeton Growth Fund, mencatatkan rata-rata pengembalian tahunan sebesar 15% selama 38 tahun antara 1954 dan 1992.
Dalam podcast tersebut, Lauren, yang bekerja dengan pamannya selama satu dekade dan kini menjabat sebagai CEO Templeton and Phillips Capital Management, membagikan empat prinsip yang menjadi pedoman sukses dalam karier Sir John. Lauren mengatakan, prinsip-prinsip ini sangat relevan di masa sekarang, di mana pasar saham, obligasi, dan kripto terus mengalami tekanan.
Lauren mengingatkan para investor untuk "bertindak secara rasional" dalam kondisi pasar saat ini dan merekomendasikan untuk mencari peluang yang menguntungkan.
Empat Prinsip Investasi Sir John Templeton:
1. Memiliki Cakupan Diversifikasi Investasi yang Luas
Lauren menekankan pentingnya memiliki banyak pilihan sekuritas untuk memastikan modal dialokasikan ke tempat terbaik. Sir John adalah salah satu investor pertama yang mengambil pendekatan global, sukses berinvestasi di negara-negara seperti Korea Selatan dan Jepang, dan menarik investasinya ketika menemukan peluang yang lebih baik di tempat lain.
2. Berpikir Beda dari yang Lain
Keberanian Sir John untuk membeli sekuritas di tengah sentimen pasar yang buruk menjadi salah satu faktor penggerak pengembalian yang mengesankan. Ia pernah mengatakan bahwa "waktu pesimisme maksimal adalah waktu terbaik untuk membeli, dan waktu optimisme maksimal adalah waktu terbaik untuk menjual."
3. Tidak Terpengaruh Berita Harian
Sir John tidak membiarkan berita harian mempengaruhi keputusan investasinya secara emosional. Lauren menyebutkan bahwa tempat tinggal Sir John di Bahama, yang mengakibatkan keterlambatan dalam menerima koran The Wall Street Journal, justru membantunya untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap informasi.
4. Menghindari Penggunaan Leverage
Sir John sangat berhati-hati dalam menggunakan uang pinjaman untuk berinvestasi. Meskipun ia menggunakan sedikit leverage dalam portofolio pribadinya, hal tersebut dilakukan dengan perhitungan yang matang karena ia memiliki kekayaan yang besar.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kripto Jadi Investasi Paling Berisiko, Ini Alasannya
