
BI Guyur Likuiditas Rp 255 T, Ini Bank yang Terima Paling Banyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyebutkan perbankan di Indonesia mendapatkan tambahan likuiditas sebesar Rp 255 triliun dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Sebagian besar dinikmati oleh kelompok bank pelat merah.
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan bahwa bank BUMN menerima insentif KLM senilai Rp 117 triliun. Lalu bank swasta Rp Rp 109 triliun.
Sementara itu, bank pembangunan daerah (BPD) menerima Rp 24 triliun, sedangkan bank asing Rp 3,69 triliun. "Ke depan kami terus dorong ini dan evaluasi apabila ada penyesuaian-penyesuaian terutama sektor-sektor yang didorong," katanya dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Agustus 2024, Rabu (21/8/2024).
Juda mengatakan bahwa guyuran likuiditas tersebut menjadi satu penopang pertumbuhan kredit tetap pada level dua digit tahun ini.
Sebagai informasi, insentif likuiditas tersebut diberikan kepada bank yang aktif menyalurkan kredit kepada sektor prioritas, seperti hilirisasi mineral dan batu bara, pertanian, perkebunan, pariwisata, perumahan, UMKM, ultramikro, dan keuangan hijau.
Bedasarkan data BI, pertumbuhan kredit per Juli 2024 mencapai 12,4% secara tahunan (yoy). Hal ini seiring dengan permintaan dari korporasi yang terbilang kuat. Pada periode yang sama, permintaan kredit rumah tangga tinggi, ditopang oleh kredit kepemilikan rumah (KPR).
Secara sektoral pertumbuhan kredit tinggi pada mayoritas sektor ekonomi sektor industri listrik, gas, dan air serta pengangkutan.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh investasi yang tumbuh 15,2% yoy, modal kerja 11,6% yoy, dan konsumsi 10,98% yoy.
Perry juga menjabarkan bahwa pembiayaan dari bank syariah tumbuh di bawah rata-rata industri, yakni 11,75% yoy. Lalu kredit UMKM juga belum menunjukan penguatan, yakni dengan tumbuh 5,16% yoy.
Adapun rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross per Juli 2024 sebesar 2,26% dan NPL nett 0,78%.
"Ke depan BI akan terus perkuat sinergi kebijakan dengan KSSK dan OJK dalam mitigasi risiko yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan," katanya.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Jurus BI Dorong Pertumbuhan Kredit di Era Suku Bunga Tinggi