Saham Anjlok & Dapat Notasi Khusus, Bos Bank Banten (BEKS) Buka Suara
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) atau Bank Banten buka suara terkait pergerakan sahamnya yang terus menurun. RTI Business mencatat, saham BEKS telah merosot 50% dalam enam bulan terakhir, dan kini berada di posisi harga 25 per saham per perdagangan sesi I Rabu (21/8/2024).
Belum lagi, saham BEKS mendapatkan notasi khusus X, atau perusahaan terkait dicatatkan di papan pemantauan khusus Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama BEKS Muhammad Busthami mengatakan pihaknya terus mengupayakan berbagai cara untuk memperbaiki kedua isu tersebut. Menurutnya, meskipun saham BEKS terus merosot, tidak berpengaruh terhadap kegiatan bisnis dan operasional perusahaan.
Ia juga menanggapi kabar yang beredar bahwa Bank Banten berupaya menghapuskan sahamnya dari BEI karena pergerakan saham yang terus merosot.
"Sebenarnya juga kalau saya pikir gini, secara kepemilikan, provinsi [Banten] kan masih 66 sekian persen. Terus kemudian jadi tidak begitu banyak pengaruhnya juga. Tapi sekarang tinggal saya pikir bagaimana kita meyakinkan market," katanya di Four Seasons Hotel, Selasa (21/8/2024).
Busthami mengatakan pihaknya meraih kepercayaan pasar dengan berbagai upaya. Seperti merubah setatusnya menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), memperbaiki kinerja keuangan, menjadi anggota skema Kelompok Usaha Bersama (KUB) guna memenuhi ketentuan modal inti minimum, dan rencana Pemerintah Provinsi Banten yang hendak menempatkan seluruh pengelolaan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) di Bank Banten. Busthami menyampaikan bahwa pihaknya juga sudah berbicara mengenai investor publik untuk meraih kepercayaan.
Sementara untuk bisa keluar dari notasi khusus, BEKS juga bekerja sama dengan perusahaan sekuritas. Busthami berharap saham BEKS dapat segera melepaskan notasi khusus tersebut.
Ia juga meyakini pihaknya dapat "membangunkan" saham BEKS kembali.
"Insya Allah, kalau kita saja bisa bikin dari dia tidur sampai bangun kenapa kita tidak bisa [lagi]? Tergantung bagaimana kita memperbaiki dan meningkatkan segala sesuatu yang terkait dengan ya kan kalau stakeholder itu bicara soal trust, kan. Trust salah satunya adalah bukti. Buktinya berupa pertumbuhan. Itu saja yang akan kita coba," pungkas Busthami.
(fsd/fsd)