
IHSG Sesi I Naik 0,62%, Ini Dia Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali bergairah pada perdagangan sesi I Selasa (13/8/2024), meski saat ini pasar sedang mengantisipasi rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Juli 2024.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG menguat 0,62% ke posisi 7.343,149. IHSG pun berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.300 pada sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,3 triliun dengan volume transaksi mencapai 8,7 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 595.022 kali. Sebanyak 309 saham menguat, 214 saham melemah, dan 246 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor konsumer non-primer menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 2,73%.
Selain itu, beberapa saham menjadi penopang (movers) IHSG pada sesi I hari ini, berikut daftarnya:
Saham perbankan besar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 4,4 indeks poin.
IHSG cenderung kembali bergairah, di tengah sikap pelaku pasar yang masih cenderung wait and see jelang rilis data inflasi produsen AS malam nanti dan inflasi konsumen AS esok hari.
Pada hari ini, data indeks harga produsen (IHP) AS periode Juli 2024 akan dirilis. Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics IHP AS pada Juli diperkirakan terjadi inflasi 0,1% month-to-month (mtm), melambat dari bulan sebelumnya 0,2% mom. Sementara inflasi inti produsen sebesar 0,2%, melambat dari periode sebelumnya 0,4%.
Rilis inflasi produsen akan disusul inflasi konsumen pada Rabu besok. Konsensus Trading Economics memperkirakan inflasi AS tahunan akan turun 0,1 basis poin menjadi 2,9% year-on-year (yoy) pad Juli 2024 dari sebelumnya 3% yoy.
Kedua data ini dinilai penting dalam mempertimbangkan kebijakan moneter The Fed yang akan diumumkan pada September. Para pelaku pasar meyakini akan ada pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan tersebut.
Berdasarkan perangkat Fedwatch, peluang The Fed memangkas suku bunga pada Desember sangat besar. Bahkan lebih besar kemungkinan bank sentral AS itu menurunkan suku bunga sebanyak 50 basis poin menjadi 4,75% - 5,00% sebesar 51,5% dari saat ini 5,25% - 5,50%.
Setelah September, pada dua pertemuan berikutnya pasar meyakini The Fed kembali memangkas suku bunganya. Sebesar 25 basis poin pada pertemuan November dan 25 basis poin pada Desember. Sehingga pada akhir tahun suku bunga The Fed berada di 4,25% - 4,50%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an