
Saham HRUM Mendadak Terbang 14% Lebih, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan batu bara PT Harum Energy Tbk (HRUM) terpantau terbang hingga lebih dari 14% pada perdagangan sesi I Senin (12/8/2024), di tengah rencana perseroan yang akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dan terbangnya harga batu bara global.
Hingga pukul 12:00 WIB atau sesi I hari ini, saham HRUM terbang 14,22% ke posisi harga Rp 1.325/unit. Pada sesi I hari ini, saham HRUM bergerak di rentang harga Rp 1.180 - Rp 1.325 per unit.
Saham HRUM sudah ditransaksikan sebanyak 9.392 kali dengan volume sebesar 69,54 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 88,34 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 17,91 triliun.
Hingga pukul 12:00 WIB, di order bid atau beli, antrean pada harga Rp 1.315/unit, menjadi yang paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 15.505 lot atau sekitar Rp 2,04 miliar.
Sedangkan di order offer atau jual, antrean di harga Rp 1.330/unit, menjadi yang paling banyak yakni mencapai 9.421 lot atau sekitar Rp 1,25 miliar.
Dalam sepekan terakhir, saham HRUM sudah melejit 18,3%, sedangkan selama sebulan terakhir HRUM melonjak 8,61%. Namun sepanjang tahun ini masih terkoreksi 0,75%.
Saham HRUM terbang di tengah rencana perseroan yang akan melakukan buyback saham dan terbangnya harga batu bara global.
HRUM menganggarkan dana maksimal hingga Rp 1 triliun atau sekitar US$ 61,8 juta untuk menggelar aksi korporasi ini.
Dana untuk membiayai buyback tersebut mencakup biaya transaksi, biaya pedagang perantara dan biaya lainnya. Anggaran untuk pelaksanaan buyback tersebut berasal dari akun saldo laba per 30 Juni 2024.
Perkiraan jumlah nilai nominal saham yang akan dibeli kembali sesuai dengan maksimal dana yang dianggarkan adalah sekitar Rp 16,98 miliar atau sekitar 849 juta lembar saham.
Adapun, jumlah saham treasuri HRUM hingga tanggal keterbukaan informasi pada Jum'at pekan lalu mencapai 201.853.500 saham atau setara 1,493% dari modal ditempatkan dan disetor.
Buyback akan dilakukan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas (UUPT), di mana jumlah lembar saham yang akan dibeli kembali termasuk saham treasuri yang ada saat ini tidak akan lebih dari 10% dari jumlah modal saham ditempatkan dan disetor HRUM.
Manajemen HRUM mengungkapkan aksi buyback saham ini memiliki dua tujuan.
Pertama, memberikan fleksibilitas kepada HRUM untuk mencapai struktur permodalan yang lebih efisien sehingga memungkinkan Perseroan menurunkan keseluruhan biaya modal dan meningkatkan laba per saham atau Earning Per Share (EPS) dan Return on Equity (ROE) secara berkelanjutan.
Kedua, mendukung likuiditas perdagangan saham HRUM agar lebih mencerminkan kondisi fundamental.
"Perseroan meyakini bahwa pembelian kembali saham akan bermanfaat pada Perseroan dan para pemegang sahamnya," ungkap Manajemen HRUM dalam keterbukaan informasi, Jum'at (9/8/2024) lalu.
Di lain sisi, kenaikan harga batu bara yang cukup pesat pada pekan lalu juga turut menopang saham HRUM pada hari ini.
Harga batu bara melesat 3,26% sepanjang pekan lalu dan menyentuh harga tertinggi dalam delapan bulan terakhir atau sejak Desember 2023.
Sementara pada akhir pekan lalau, melansir Refinitiv, harga batu bara ICE Newscastle kontrak September berakhir di posisi US$ 150,5 per ton, melesat 1,01%, sekaligus melanjutkan penguatan selama delapan hari beruntun.
Penguatan akhir pekan lalu juga membuat harga batu bara mencetak dua rekor sekaligus. Rekor pertama adalah harga tertinggi sepanjang tahun ini. Bilai dilihat lebih jauh, harga batu bara kemarin menjadi yang tertinggi sejak 7 Desember 2023.
Sedangkan rekor kedua adalah penguatan tujuh hari beruntun. Ini adalah pencapaian terbaik sejak awal Maret 2024 di mana harga batu bara menguat 11 hari beruntun.
Harga batu bara yang melesat seiring dengan harga gas eropa yang tetap tinggi ditengarai para pelaku pasar tengah mempertimbangkan implikasi serangan Ukraina ke Rusia barat daya.
Melansir Montel News, data Ice Index untuk kontrak gas TTF acuan eropa pada kemarin berakhir di EUR 39,73/MWh, naik EUR 1,27 dalam sehari dan mendekati posisi tertinggi nya dalam delapan bulan terakhir atau sejak 8 Desember di EUR 40,48/MWh.
Lonjakan harga gas membuat Eropa berpaling ke batu bara. Permintaan dari Benua Biru melesar dalam dua bulan terakkhir.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gandeng Raksasa China, Harum Energy (HRUM) Genjot Bisnis Nikel
