
IHSG Terbang 1% Lebih, Duo Saham Prajogo Jadi Penopang Terbesar

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergairah pada perdagangan sesi I Rabu (7/8/2024), di tengah sedikit membaiknya sentimen pasar global setelah beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) bersikap lebih dovish.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG melonjak 1,24% ke posisi 7.217,92. IHSG pun berhasil kembali menyentuh level psikologis 7.200 pada sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,1 triliun dengan volume transaksi mencapai 7,9 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 555.791 kali. Sebanyak 364 saham naik, 163 saham turun, dan 248 saham cenderung stagnan.
Semua sektor saham pada sesi I hari ini terpantau menghijau, dengan sektor bahan baku, properti, transportasi, energi, dan industri menjadi yang paling kencang dan turut membantu IHSG melesat lebih dari 1%, yakni masing-masing 2,05%, 1,41%, 1,2%, 1,19%, dan 1,05%.
Selain itu, beberapa saham menjadi penopang (movers) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya.
Dua saham milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni masing-masing 36,9 indeks poin dan 16 indeks poin.
IHSG cenderung kembali cerah, di tengah cenderung sedikit membaiknya sentimen pasar global dan dalam negeri, setelah adanya nada dovish dari beberapa pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Para pejabat the Fed baru-baru ini memberikan komentar penolakan terhadap gagasan bahwa data tenaga kerja yang lemah dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi alias resesi.
Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, juga mengingatkan jika ambruknya saham pada pekan lalu dan Senin tidak bisa memaksa The Fed untuk memangkas suku bunga sesuai keinginan pasar. The Fed tetap bergerak sesuai data yang berkembang.
"Tidak ada dalam mandat Fed yang bertujuan untuk memastikan bahwa pasar saham merasa nyaman," kata Goolsbee, dalam wawancara dengan New York Times.
Sebagaimana diketahui, pada awal pekan ini, market dilanda volatilitas yang sangat tinggi, VIX index yang mengukur ketidakpastian pasar hanya dalam sehari naik lebih dari 60%. Seluruh instrumen di pasar keuangan global pun tak kebal dari goncangan.
Meski begitu, pada kemarin VIX indeks sudah kembali turun dengan cepat yang menunjukkan pemulihan pasar keuangan, termasuk IHSG sampai rupiah.
Pemulihan gerak pasar yang cepat, salah satunya dipengaruhi komentar para petinggi The Fed yang menolak gagasan bahwa data tenaga kerja yang lemah dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi alias resesi
Komentar penolakan pejabat The Fed terhadap resesi tersebut setidaknya memberikan "angin segar" yang membuat kekhawatiran mereda.
Melansir dari Reuters, beberapa dari mereka juga tidak tinggal diam, mereka juga menegaskan bahwa The Fed perlu segera memangkas suku bunga untuk menghindari potensi kemunduran ekonomi.
Pelaku pasar kini membaca peluang sekitar 75% bahwa Fed akan memotong suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) pada September. Menurut alat FedWatch dari CME Group Investor mengestimasi The Fed Funds Rate (FFR) pada akhir tahun mencapai 4,25 - 4,50%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an