Genjot Bisnis 3T, Mitratel Andalkan BTS Terbang

Ayyi Hidayah, CNBC Indonesia
06 August 2024 18:10
Media Gathering Mitratel
Foto: Ayyi Achmad Hidayah

Labuan Bajo, CNBC Indonesia - Pemerataan akses internet dan jaringan telekomunikasi berkualitas tinggi masih menjadi tantangan utama negeri ini. Survei terbaru APJII di 2024 menunjukkan, hingga saat ini masih terdapat lebih dari 57 Juta penduduk Indonesia belum tersambung internet, terutama di daerah terdepan, terluar dan terjauh (3T).

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) melakukan terobosan baru untuk mengembangkan bisnis di wilayah tersebut dengan membuat Flying Tower System (FTS), teknologi pesawat tanpa awak bertenaga surya yang menggunakan teknologi High Altitude Platform Station (HAPS) dari anak usaha Airbus, AALTO HAPS Ltd. (AALTO) atau yang belakangan dikenal publik dengan BTS Terbang.

Pihaknya baru saja menjalin kemitraan strategis non-eksklusif dalam pengembangan Flying Tower System (FTS) dengan AALTO. Kerja sama antara Mitratel dan AALTO untuk memperluas konektivitas. Hal ini termasuk memperluas cakupan operator seluler (MNO).

Theodorus Ardi Hartoko (Teddy), Direktur Utama Mitratel mengatakan pada saat Media Gathering, kerjasama antara Mitratel dan AALTO ini merupakan upaya perusahaan dalam mendukung rencana pemerintah Indonesia untuk memberikan akses yang merata terhadap telekomunikasi berkualitas tinggi bagi seluruh masyarakat. Akses internet dapat meningkatkan kualitas hidup sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

"Oleh karena itu, kami merintis berbagai inisiatif dan mengadopsi teknologi baru yang memungkinkan Mitratel untuk memperluas jaringannya secara efektif. Mitratel senantiasa berkomitmen untuk tetap menjadi yang terbaik dan tumbuh berkelanjutan dalam mendukung pemerataan dan kedaulatan digital di Indonesia," Selasa (6/8/2024).

Saat ini 59% atau sejumlah 22.607 menara yang dimiliki Mitratel berada di luar Jawa. Komposisi ini sejalan dengan langkah strategis perseroan untuk menangkap peluang ekspansi operator seluler dalam mengembangkan bisnisnya ke luar Jawa. Hal ini juga terefleksikan dari pertumbuhan tenant di luar Jawa sebesar 8%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang pertumbuhannya sebesar 6%. Sejalan dengan itu pertumbuhan tenancy ratio di luar Jawa sebesar 2,3% lebih tinggi dibandingkan di Jawa sebesar 1,6%.

Mitratel juga membuka pintu untuk melakukan ekspansi bisnis dan menjajaki berbagai peluang, termasuk adopsi teknologi baru untuk menghadapi perubahan di industri dengan melakukan kemitraan strategis yang selektif dan terus mengembangkan infrastruktur di luar pulau Jawa. "Kami percaya strategi ini semakin mendekatkan kami dengan visi Mitratel untuk menjadi Digital InfraCo nomor satu di pasar APAC (Asia-Pacific)," tambah Teddy.

Model bisnis Mitratel menekankan diri pada sistem Economic Sharing, dimana Mitratel hadir sebagai one stop solution untuk berbagai kebutuhan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Model bisnis yang dipercaya membantu Mobile Network Operator (MNO) dalam melakukan efisiensi biaya operasional ini, menjadi salah satu faktor utama pertumbuhan jumlah penyewa layanan Mitratel yang mencapai 58.598 tenant, atau naik 7,1% yoy.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Revisi Target, Segini Proyeksi Laba Mitratel (MTEL) di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular