The Fed Diproyeksi Pangkas Bunga Dua Kali, Bagaimana dengan BI Rate?

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
06 August 2024 16:03
Logo bank sentral Indonesia, Bank Indonesia, seperti yang terlihat di Jakarta, Indonesia 19 Januari 2017. REUTERS / Fatima El-Kareem
Foto: REUTERS / Fatima El-Kareem

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve diproyeksikan bakal menurunkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR) pada September dan Desember tahun ini. Dengan demikian FFR diperkirakan akan turun 50 basis poin (bps) menjadi 5% pada akhir 2024.

Ekonom memproyeksikan bahwa Fed memiliki ruang untuk memangkas FFR hingga 150 bps menjadi 4% pada 2025.

Meskipun begitu, Senior Economist DBS Bank Radhika Rao menilai bahwa Bank Indonesia (BI) tidak akan seagresif The Fed dalam memangkas suku bunga acuan atau BI Rate. BI diproyeksikan masih akan menahan suku bunga acuan di 6,25% hingga akhir tahun ini dan memiliki ruang untuk memangkas hingga 50 bps tahun depan.

"Kami pikir BI lebih suka melakukannya secara perlahan," ujar Radhika di Jakarta Selatan, Selasa (6/8/2024).

Ia menjelaskan, tindakan itu bertujuan untuk mempertahankan rentang suku bunga acuan BI dan The Fed. Menurut Radhika, BI ingin mempertahankan selisih yang besar, guna mendorong nilai tukar rupiah yang lebih menarik.

"Mengapa mereka ingin memberikan selisih yang lebih besar? Karena hal itu akan membuat rupiah jauh lebih menarik. Obligasi akan menjadi lebih menarik. Dengan demikian, Rupiah akan menjadi mata uang yang sangat menarik," ujarnya.

Menurut Radhika, dengan begitu nilai tukar dolar AS masih akan cukup kuat. Maka dari itu, nilai tukar mata uang garuda terhadap greenback diperkirakan masih sekitar Rp16.000, atau mungkin sedikit di bawah Rp16.000 pada akhir tahun 2024.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BI rate seharusnya bisa turun sejak beberapa bulan lalu. Akan tetapi, pada April BI rate harus naik dan kemudian ditahan pada level 6,25% hingga sekarang.

"Untuk BI rate kenapa April tadi dinaikkan, menjadi 6,25% itu kami tahan? karena mestinya BI rate itu turun," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Pusat LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024) lalu.

Pertimbangan utama dari kebijakan suku bunga adalah inflasi. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%.

Pertimbangan lain adalah kondisi pasar keuangan, khususnya pelemahan nilai tukar rupiah. Mata uang Garuda yang jatuh ke level Rp16.000 membuat BI rate sulit turun.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article The Fed Diproyeksi Pangkas Suku Bunga September, BI Kapan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular