
Demi Jaga Kualitas Kredit, Bank Rela Cuan Terkikis

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat profitabilitas bank menurun sepanjang tahun ini. Hal tersebut sejalan dengan kenaikan suku bunga dana pihak ketiga (DPK).
Pada periode yang sama suku bunga dasar kredit (SBDK) terbilang flat atau tidak mengikuti kenaikan bunga deposito. "Kredit modal kerja dan kredit konsumsi menurun dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan prioritas bank menjaga kualitas kredit," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan Juli 2024, Senin (5/8/2024).
Dian melanjutkan strategi tersebut akhirnya membuat margin bunga bersih atau net interest margin bank tergerus dari 4,8% pada Juni 2023 menjadi 4,57% pada periode yang sama tahun ini.
"Meskipun demikian ROA tinggi 2,66% [Juni 2024] dan Mei lalu 2,56% yang menujukan kinerja perbankan tetap resilient dan stabil ditopang CAR 26,18%," kata Dian.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross bank per Juni 2024 sebesar 2,26%, turun dibandingkan Juni 2023, yakni 2,44%. Lalu rasio NPL net naik tipis atau dari 0,77% ke 0,78%.
Dian mengatakan kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) turun menjadi 10,51%. Lalu NPL gross UMKM turun secara bulanan ke 4,04% dan LAR UMKM turun secara bulanan menjadi 13,5% dari 13,83%.
Terpisah, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) Nixon Napitupulu mengatakan bahwa saat ini likuiditas tersedia, tetapi harganya mahal akibat dampak dari suku bunga tinggi yang bertahan lama.
"Likuiditas aman, likuiditas no issue. Cuma masalah kan harganya. Jadi kalau tanya 'Likuiditas ketat nggak?' Definisi ketat itu kan pesannya nggak ada. Likuiditas ada, tapi harganya naik. Itu yang terjadi Jadi lo beli pakaian, pakaian ada nggak? Ada, tapi harganya naik," kata Nixon di Perumahan Pesona Kahuripan 9, Kabupaten Bogor, Rabu (31/7/2024) lalu.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article OJK Beberkan Dua Risiko Bank Pada Tahun Ini