Tak Bisa Terus-terusan Intervensi, Begini Cara BI Tenangkan Rupiah

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Jumat, 02/08/2024 11:46 WIB
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. (YouTube/Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia-Bank Indonesia (BI) tidak bisa secara terus menerus melakukan intervensi ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Seperti yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, dolar AS dari level Rp15.000 menjadi Rp16.400.

Hal ini diungkapkan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Pusat LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024).


Perry menjelaskan, pelemahan rupiah disebabkan oleh situasi global yang memburuk serta ketidakpastian tinggi. Khususnya Amerika Serikat (AS), inflasi yang masih tinggi membuat ketidakpastian dalam kebijakan suku bunga acuan ke depan.

"Untuk mitigasi risk global, kami fokus intervensi di spot dan valas. Dan jumlah cadev kami cukup. Tapi kan gak bisa terus-terusan intervensi valas," ujarnya.

Maka dari itu, BI meluncurkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI). Ini menjadi alternatif ketika aliran modal keluar dari Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi pemerintah.

"Suku bunga SRBI lebih tinggi dari SBN supaya tidak terjadi capital outflow. Sementara dari SBN belum perlu naikkan target SBN," terang Perry.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed