Bos BI Anggap Deflasi 3 Bulan Beruntun Kabar Baik, Ini Penjelasannya!
Jakarta, CNBC Indonesia-Deflasi yang terjadi di Indonesia selama tiga bulan beruntun dianggap sebagai kabar baik oleh Bank Indonesia (BI). Alasannya, penurunan harga terjadi pada barang pangan yang merupakan kebutuhan hidup masyarakat umum.
Demikianlah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor Pusat LPS, Jakarta, Jumat (2/8/2024).
"Alhamdulillah ini terjadi deflasi beberapa bulan terakhir. Ini membantu kesejahteraan masyarakat. Karena sebagian masyarakat bawah itu untuk makan," jelasnya.
Pada Juli 2024, Indonesia kembali mengalami deflasi sebesar 0,18% (month to month/mtm). Artinya, dalam tiga bulan sudah mengalami deflasi (mtm) yakni pada Mei 2024 sebesar 0,03%, sebesar 0,08% pada Juni 2024.
Menurut Perry, deflasi sejalan dengan kebijakan BI dan pemerintah. Terutama dalam mendorong penurunan harga bahan pangan.
Kelompok volatile food pada Juli 2024 mengalami deflasi sebesar 1,92% (mtm), lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,98% (mtm).
Deflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, cabai merah, dan tomat. Penurunan harga komoditas pangan didukung oleh peningkatan pasokan seiring masih berlangsungnya musim panen komoditas hortikultura.
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,63% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,96% (yoy). "Jadi inflasi pangan turun, jadi lebih sejahtera rakyatnya," tegas Perry.
(mij/mij)