Pendapatan Turun, Laba Semen Indonesia (SMGR) Susut 42% Jadi Rp 501 M
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten semen pelat merah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) atau Semen Indonesia Group (SIG) mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp501,47 miliar pada semester I-2024. Jumlah itu turun 42,1% secara tahunan atau year on year (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp866,23 miliar.
Mengutip laporan keuangan SIG yang berakhir pada periode 30 Juni 2024, perolehan pendapatan juga susut 3,64% yoy menjadi Rp16,41 triliun dari sebelumnya Rp17,03 triliun. Pendapatan itu paling besar dikontribusi oleh pendapatan pihak ketiga sebesar Rp15,39 triliun, turun dari Rp16,07 triliun.
Dari situ, pendapatan semen sebesar Rp12,21 triliun, turun dari Rp13,02 triliun setahun sebelumnya. Pendapatan terak turun jadi Rp1,39 triliun, dan pendapatan beton siap jadi pakai turun jadi Rp759,38 miliar.
Namun, SIG mencatatkan kenaikan pada pendapatan bahan bangunan non-semen menjadi Rp418,52 miliar per Juni 2024, dari sebelumnya Rp314,40 miliar, pendapatan persewaan tanah naik jadi Rp82,7 miliar dari Rp27,30 miliar. Kemudian, pendapatan kantong semen naik jadi sebesar Rp22,17 miliar dan pendapatan lain-lain naik mejadi Rp498,12 miliar.
Seiring dengan menurunnya pendapatan SIG, beban pokok pendapatan pun ikut turun tipis 0,49% yoy jadi Rp12,55 triliun.
Laba penjualan pun tercatat turun 14,46% yoy menjadi Rp3,85 triliun pada paruh pertama tahun ini. Perolehan yang menurun itu kemudian harus menadahi sejumlah beban operasional yang melambung.
SIG mencatatkan beban penjualan naik menjadi Rp1,19 triliun dari sebelumnya Rp1,15 triliun dan beban umum dan administrasi tercatat naik menjadi Rp1,41 triliun dari sebelumnya Rp1,38 triliun. Pendapatan operasi lainnya yang tahun lalu tercatat Rp22,50 miliar, berbalik menjadi beban operasional sebesar Rp10,10 miliar pada Juni 2024.
Lantas, laba sebelum pajak penghasilan anjlok 45,28% yoy menjadi Rp713,54 miliar pada semester I-2024.
Jumlah aset SIG pun tercatat menyusut jadi Rp78,01 triliun pada semester I-2024, dari akhir tahun 2023 sebesar Rp81,82 triliun.
(fsd/fsd)