Sempat Bernilai Rp 1.300 T, Emiten Mobil Listrik China Bangkrut

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
29 July 2024 16:15
Mobil listrik Evergrande. (Dok. evergrande.com)
Foto: Mobil listrik Evergrande. (Dok. evergrande.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham unit usaha kendaraan listrik raksasa properti China, Evergrande New Energy Vehicle (NEV), anjlok 9% setelah kreditur dari dua unit bisnisnya meminta pengadilan untuk memulai proses kebangkrutan.

Melansir Wall Street Journal, saham Evergrande NEV turun 9,0% menjadi 31 sen dolar Hong Kong, setara dengan 4 sen dolar AS, pada awal perdagangan Senin sementara Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,0%.

Penurunan ini terjadi setelah perusahaan, yang juga dikenal sebagai Evergrande Auto, mengumumkan pada Minggu, (28/7/2024) malam bahwa kreditur individu dari dua anak perusahaan yang berbasis di Guangdong mengajukan permohonan kebangkrutan dan reorganisasi unit-unit tersebut ke pengadilan lokal pada 25 Juli.

Evergrande Auto mengatakan bahwa langkah tersebut memiliki "dampak material pada kegiatan produksi dan operasional" perusahaan dan unit-unitnya. Kedua anak perusahaan tersebut memiliki total modal terdaftar sekitar 7,5 miliar yuan, setara dengan US$ 1,03 miliar (Rp 16,69 triliun), menurut data dari penyedia informasi Wind.

Pada bulan Juni, otoritas lokal China memerintahkan perusahaan untuk mengembalikan sekitar 1,9 miliar yuan dalam bentuk subsidi dan insentif yang sebelumnya diterima dari pemerintah lokal, dengan alasan bahwa perusahaan gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Saat itu, Evergrande Auto menyatakan akan mengajukan peninjauan administratif atas keputusan tersebut.

Evergrande Auto, yang pernah bercita-cita bersaing dengan Tesla dan menjadi produsen kendaraan listrik terkemuka, sempat memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$ 80 miliar (Rp 1.296 triliun) pada puncaknya di April 2021. Evergrande Auto melaporkan kerugian bersih sebesar 12,24 miliar yuan (Rp 27,47 triliun) untuk tahun 2023.

Perusahaan induk Evergrande Group diperintahkan untuk dilikuidasi pada akhir Januari oleh pengadilan Hong Kong setelah pengembang tersebut gagal mencapai rencana restrukturisasi dengan para kreditur.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Manipulasi Lapkeu, Unit Bisnis Raksasa Properti Ini Disanksi Rp9,37 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular