Harga Minyak Panas Tersulut Roket yang Bombardir Israel

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Senin, 29/07/2024 09:37 WIB
Foto: Kapal tanker Capricorn Sun ditambatkan di pelabuhan Rostock Jerman, Jerman, 5 Agustus 2022. (REUTERS/ANDREAS RINKE)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah menguat pada awal perdagangan Senin (29/7/2024), di tengah ketakutan akan meluasnya konflik di Timur Tengah menyusul  serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Berdasarkan data Refintiv pukul 09.00 WIB harga minyak mentah acuan Brent tercatat US$81,36 per barel, naik 0,23% dari harga penutupan pekan lalu. Sementara acuan West Texas Intermediate (WTI) naik tipis 0,1% ke US$77,23 per barel.

Pada hari Minggu, kabinet keamanan Israel memberi wewenang kepada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memutuskan "cara dan waktu" tanggapan terhadap serangan roket hari Sabtu di Dataran Tinggi Golan yang menewaskan 12 remaja dan anak-anak.


Hizbullah yang didukung Iran membantah bertanggung jawab atas serangan itu, serangan paling mematikan di Israel atau wilayah yang dianeksasi Israel sejak serangan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang di Gaza. Konflik tersebut telah menyebar ke berbagai bidang dan berisiko meluas menjadi konflik regional yang lebih luas.

Israel telah bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Hizbullah di Lebanon, dan jet Israel menyerang sasaran di Lebanon selatan pada hari Minggu.

"Kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mendorong pembelian baru, namun kenaikan tersebut dibatasi oleh kekhawatiran melemahnya permintaan di Tiongkok," kata Toshitaka Tazawa, analis di Fujitomi Securities.

Selama beberapa minggu terakhir, harapan akan gencatan senjata di Gaza semakin meningkat.

Namun Israel menginginkan perubahan dalam rencana gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera oleh Hamas, sehingga mempersulit kesepakatan untuk menghentikan sembilan bulan pertempuran yang telah menghancurkan wilayah kantong tersebut, menurut seorang pejabat Barat, seorang sumber dari Palestina dan dua sumber dari Mesir.

Dari sisi permintaan, data yang dirilis awal bulan ini menunjukkan bahwa total impor bahan bakar minyak China turun 11% pada paruh pertama tahun 2024 telah meningkatkan kekhawatiran terhadap prospek permintaan yang lebih luas di Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia.

Sementara itu, perusahaan energi Amerika Serikat menambah  rig minyak dan gas alam untuk minggu kedua berturut-turut, meningkatkan jumlah rig bulanan terbesar sejak November 2022, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel Bikin Harga Komoditas Naik, RI Diuntungkan?