
Dolar Kembali Perkasa, Naik Jadi Rp16.285

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah ekonomi AS tercatat masih cukup solid bahkan tumbuh di atas perkiraan pelaku pasar.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,25% di angka Rp16.285/US$ pada hari ini, Jumat (26/7/2024). Secara intraday, rupiah sempat terdepresiasi lebih dalam yakni hingga menyentuh level Rp16.295/US$.
Sementara secara mingguan, rupiah terpantau kembali tergelincir sebesar 0,62%. Angka ini lebih dibandingkan pekan sebelumnya yakni sebesar 0,31%.
Sementara DXY pada pukul 14:55 WIB stabil 0,00% di angka 104,35. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 104,35.
Data ekonomi AS yang jauh di atas ekspektasi pelaku pasar cukup memberikan kekhawatiran tersendiri bagi pelaku pasar.
Kemarin, Departemen Perdagangan AS melaporkan data awal produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal II-2024 tumbuh 2,8% pada basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), lebih tinggi dari kuartal I-2024 yang hanya tumbuh 1,4%.
Angka awal PDB AS pada kuartal II-2024 ini juga berada di atas ekspektasi pasar sebelumnya yang memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam akan tumbuh 2%.
Laporan PDB terbaru menunjukkan bahwa dunia usaha terus berinvestasi dan konsumen masih mendorong pertumbuhan dengan belanja mereka, meskipun harga barang masih cenderung tinggi.
Ketika perekonomian Negeri Paman Sam terus berkembang dari April hingga Juni 2024, inflasi kembali mengalami tren penurunan dan tampaknya berada pada jalur yang tepat untuk semakin melambat menuju target yang ditetapkan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebesar 2%.
Ketika perekonomian AS terpantau masih tumbuh bahkan di atas ekspektasi, maka probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed akan semakin kecil. Hal ini tentunya akan menjadi penekan mata uang Garuda ke depan.
Hal ini juga dipertegas oleh Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Poetiray yang menyebutkan bahwa fokus pasar saat ini lebih tertuju pada arah pemangkasan Fed Funds Rate dibandingkan Pilpres AS.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Tergelincir, Dolar Lanjut Naik ke Rp16.195