Mayoritas Bursa Asia Kembali Loyo, Waspada Buat IHSG

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 July 2024 08:45
foto : Reuters
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik kembali dibuka melemah pada perdagangan Rabu (24/7/2024), saat investor memantau rilis data aktivitas bisnis Australia terbaru, kinerja keuangan teknologi di AS pada kuartal II-2024, dan pembacaan awal PMI Jepang.

Per pukul 08:25 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,19%, Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,09%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,21%, Straits Times Singapura terdepresiasi 0,36%, dan ASX Australia menurun 0,22%.

Sedangkan untuk indeks KOSPI Korea Selatan terpantau menguat tipis 0,06% pada perdagangan hari ini.

Dari Australia, aktivitas sektor swasta berkembang lebih lambat pada Juli 2024, dengan PMI gabungan turun ke level terendah dalam enam bulan yakni menjadi 50,2, dari sebelumnya di angka 50,7 pada Juni lalu. Meski begitu, data tersebut masih berada di zona ekspansif.

Sementara itu dari Jepang, produsen kendaraan ternama yakni Toyota mengatakan akan melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebesar 806,85 miliar yen (US$ 5,17 miliar) dari bank-bank besar Jepang dan perusahaan asuransi, termasuk Tokio Marine, Grup Keuangan Mitsubishi UFJ, dan Grup Keuangan Sumitomo Mitsui.

Toyota mengatakan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengurangi kepemilikan lintas saham guna membangun neraca yang ramping. Saham Toyota pun menguat 0,74% setelah adanya rencana aksi korporasi ini.

Adapun dari Korea Selatan, saham Samsung Electronics anjlok 1,8%, bahkan ketika Reuters melaporkan bahwa raksasa chip Nvidia telah mengizinkan chip-nya untuk digunakan dalam prosesor untuk pasar China.

Perusahaan elektronik Korea Selatan tersebut masih bergulat dengan pemogokan yang dilakukan oleh serikat pekerja terbesarnya dan pembicaraan pada Selasa kemarin tidak membuahkan hasil, menurut National Samsung Electronics Union, yang memiliki sekitar 30.000 anggota.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik pada pagi hari ini cenderung mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup di zona merah kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,14%, S&P 500 terkoreksi 0,16%, dan Nasdaq Composite turun tipis 0,06%.

Rilis kinerja keuangan pada kuartal II-2024 dari raksasa teknologi akan menjadi kunci dalam menentukan apakah rekor kenaikan pada 2024 dapat dipertahankan, atau apakah saham-saham di AS dinilai sudah terlalu tinggi.

Pertanyaan apakah peralihan dari negara-negara kaya ke sektor-sektor yang berkinerja buruk akan terus berlanjut juga menjadi perhatian para investor.

"Kami memperhatikan pendapatan, karena itulah yang penting pekan ini dan pekan depan, dan reaksi harga terhadap pendapatan tersebut akan sangat berpengaruh," kata Jack Janasiewicz, ahli strategi portofolio di Natixis Investment Managers, dikutip dari Reuters.

Pergeseran ke saham-saham berkapitalisasi kecil juga terjadi ketika investor semakin bersemangat bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan segera mulai menurunkan suku bunga, sebuah langkah yang dipandang sangat membantu bagi perusahaan-perusahaan kecil dan lebih berorientasi pada siklus.

Investor cenderung wait and see menanti rilis data inflasi PCE karena akan menggambarkan kondisi inflasi dari sisi selain inflasi utama. Inflasi PCE sendiri juga menjadi ukuran inflasi favorit The Fed, sehingga data tersebut akan mempengaruhi sikap The Fed kedepannya.

Tetapi, pasar semakin optimis bahwa suku bunga The Fed dapat mulai dipangkas pada pertemuan September mendatang, atau dua bulan lagi.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan The Fed akan memulai memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang mencapai 93,6%.

Sedangkan di pertemuan November, pasar juga memprediksi The Fed memangkas suku bunga untuk kedua kalinya yang mencapai 53,1%. Kemudian pada pertemuan terakhir di 2024 tepatnya pada Desember, pasar yang memprediksi The Fed kembali memangkas suku bunga ketiga kalinya mencapai 47,7%.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Dibuka Kebakaran, Kecuali Nikkei yang Masih Bergairah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular