
Joe Biden Mundur Dari Calon Presiden AS, Bursa Asia Dibuka Merana

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung melemah pada perdagangan Senin (21/7/2024), didorong oleh kabar bahwa Presiden AS Joe Biden mundur dari calon presiden AS dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon berikutnya dari Partai Demokrat.
Per pukul 08:25 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang merosot 0,95%, Shanghai Composite China turun tipis 0,01%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,21%, ASX 200 Australia melemah 0,77%, dan KOSPI Korea Selatan ambles 1,08%.
Sementara itu untuk indeks Hang Seng Hong Kong berhasil menguat 0,27% pada perdagangan hari ini.
Dari China, pada hari ini bank sentral (People's Bank of China/PBoC) akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbarunya. Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) akan kembali menahan suku bunga acuannya kali ini.
Sementara itu suku bunga acuan tenor satu tahun diprediksi akan tetap bertahan di level 3,45% dan suku bunga acuan tenor lima tahun diprediksi bertahan di 3,95%.
Sebelumnya pada pekan lalu, perekonomian China tumbuh jauh lebih lambat dari perkiraan pada kuartal kedua 2024, terhambat oleh penurunan properti yang berkepanjangan dan ketidakamanan lapangan kerja.
Data resmi menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia ini tumbuh 4,7% pada April-Juni 2024, pertumbuhan paling lambat sejak kuartal pertama tahun 2023 dan meleset dari perkiraan 5,1% dalam jajak pendapat Reuters. Pertumbuhan ini juga melambat dari ekspansi kuartal sebelumnya sebesar 5,3%.
Meski ekonomi China mengalami penurunan, tetapi pemerintah setempat tetap percaya diri dapat mempertahankan pertumbuhan ekonominya.
"Melalui upaya yang gigih, perekonomian kami mencapai peningkatan output dan kualitas yang lebih baik pada paruh pertama tahun ini. Hal ini memberikan landasan yang kuat untuk mencapai target pertumbuhan kami sepanjang tahun," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (16/7/2024) lalu.
Di lain sisi, pasar global sepertinya akan menimbang dampak dari mundurnya Biden pada perhelatan Pilpres AS 2024 dan calon presiden dari Partai Demokrat bukan lagi Biden, melainkan wakilnya saat ini yakni Kamala Harris.
Biden mengumumkan keputusannya dalam sebuah surat yang dirilis pada Minggu kemarin, sebuah langkah mengejutkan yang mengubah dinamika pemilihan presiden AS 2024. Ia mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon baru dari Partai Demokrat.
Dalam beberapa minggu terakhir, terjadi perdebatan internal di kalangan Demokrat mengenai apakah Biden, yang berusia 81 tahun, seharusnya tetap mencalonkan diri. Namun, dukungan cepat yang mengalir untuk Harris sangat penting, mengingat pemilihan umum tinggal sekitar 100 hari lagi.
Dukungan tersebut segera diikuti oleh kelompok berpengaruh seperti Congressional Black Caucus, beberapa donor kunci, senator AS Patty Murray, serta para komite aksi politik seperti Priorities USA dan Unite the Country.
"Hari ini saya ingin menawarkan dukungan penuh saya dan mendukung Kamala untuk menjadi kandidat partai kita tahun ini," kata Biden di platform media sosial X. "Demokrat - saatnya bersatu dan mengalahkan Trump. Mari kita lakukan ini."
Mantan Presiden Bill Clinton dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, keduanya dari Partai Demokrat, juga memberikan dukungan mereka kepada Harris dalam sebuah pernyataan.
Namun, beberapa tokoh seperti Pelosi dan mantan Presiden Barack Obama mengucapkan terima kasih kepada Biden atas patriotismenya, tetapi belum memberikan dukungan mereka kepada Harris atau kandidat lainnya.
"Kami akan menavigasi perairan yang belum dipetakan dalam beberapa hari ke depan," kata Obama dalam sebuah pernyataan. "Tapi saya memiliki keyakinan luar biasa bahwa para pemimpin partai kita akan mampu menciptakan proses dari mana calon yang luar biasa akan muncul."
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Peduli Sikap The Fed, Bursa Asia Dibuka Menghijau
