
Terseret Kejatuhan Wall Street, Bursa Asia Dibuka di Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia dibuka cenderung melemah dipengaruhi oleh perdagangan bursa Amerika Serikat yang melemah pada perdagangan semalam.
Nikkei 225 Jepang tergelincir 0,16% setelah laporan inflasi, sedangkan Topix berbasis luas turun 0,28%. Kospi Korea Selatanturun 0,93%, sedangkan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq kehilangan 0,29%.
S&P/ASX 200 Australia memimpin kerugian di Asia, jatuh 1,23%. Indeks Hang Seng Hong Kongberjangka berada di 17,582, juga lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 17,778.41.
Tiga indeks utama Wall Street ditutup melemah pada Kamis (18/7/2024) karena investor terus mengurangi posisi pada saham-saham teknologi terkemuka sambil mengambil keuntungan dari pergerakan saham baru-baru ini di tempat lain.
Rata-rata Industri Dow Jones turun 533,06 poin, atau 1,29%, ditutup pada 40,665.02. S&P 500 turun 0,78% menjadi berakhir pada 5.544,59. Nasdaq Composite yang sarat teknologi kehilangan 0,70%, ditutup pada 17.871,22.
"Ada beberapa aksi ambil untung," kata Keith Buchanan, manajer portofolio senior di Globalt Investments. "Saya agak merasa ngeri jika aksi ambil untung terjadi lima hari setelah perdagangan, tapi hal itu menunjukkan kepada kita besarnya apa yang telah kita lihat sejauh rotasinya."
Sementara itu harga konsumen inti Jepang naik 2,6% pada bulan Juni dari tahun sebelumnya, data menunjukkan pada hari Jumat, meningkat untuk bulan kedua berturut-turut dan menjaga ekspektasi pasar bahwa bank sentral akan segera menaikkan suku bunga tetap hidup.
Data tersebut akan menjadi salah satu faktor yang akan diteliti oleh Bank of Japan (BOJ) pada pertemuan kebijakannya pada tanggal 30-31 Juli, ketika dewan tersebut akan merilis perkiraan triwulanan baru dan memperdebatkan apakah akan menaikkan suku bunga dari level yang mendekati nol saat ini.
Peningkatan indeks harga konsumen (CPI) inti, yang menghilangkan pengaruh volatilitas harga pangan segar, sedikit di bawah perkiraan median pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 2,7% dan mengikuti kenaikan bulan sebelumnya sebesar 2,5%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!