
Breaking! IHSG Lompat 1% Lebih dan Balik Lagi ke Level 7.300

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berhasil melesat hingga 1% dan kembali menyentuh level psikologis 7.300 pada perdagangan sesi I Kamis (18/7/2024).
Per pukul 10:41 WIB, IHSG melesat 1,06% ke posisi 7.300,72. IHSG pun berhasil menyentuh kembali level psikologis 7.300 pada sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 3,8 triliun dengan volume transaksi mencapai 7,2 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 441.580 kali.
IHSG berhasil melesat hingga 1%, di tengah adanya keyakinan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dan setelah komentar Bank Indonesia (BI) yang yakinrupiah akan terus menguat terhadap dolar AS.
Pejabat tinggi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengatakan bahwa The Fed "lebih dekat" untuk memangkas suku bunga mengingat lintasan inflasi yang membaik dan pasar tenaga kerja dalam keseimbangan yang lebih baik, pernyataan yang membuka jalan bagi yang pertama pengurangan biaya pinjaman pada September.
Gubernur The Fed, Christopher Waller dan Presiden The Fed New York, John Williams sama-sama mencatat semakin pendeknyacakrawala menuju kebijakan moneter yang lebih longgar.
Wallermenyoroti hal ini dalam pidatonya di Kansas City Fed dan Williams menegaskannyadalam wawancara.
Secara terpisah, Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin merasa "sangat gembira" bahwa penurunan inflasi mulai meluas.
"Saya ingin melihat hal ini berlanjut," katanya kepada kelompok bisnis di Maryland.
Pernyataan tersebut adalah komentar terbaru dari para pejabat tinggi The Fed pada minggu ini, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, yang mencatat peningkatan keyakinan mereka bahwa tren disinflasi yang dimulai tahun lalu terus berlanjut, meskipun ada lonjakan inflasi yang berumur pendek sebelumnya.
"Tekanan harga tampaknya mulai mereda, dengan turunnya harga barang, melambatnya kenaikan biaya perumahan, dan pertumbuhan upah yang lebih moderat mendorong pelonggaran kenaikan harga di sektor jasa yang telah lama ditunggu-tunggu," kata para pejabat The Fed.
Dengan ini, maka pasar semakin yakin The Fed akan memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang. Berdasarkan perangkat Fedwatch, pasar menilai ada peluang bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed mulai pangkas suku bunga pada September. Probabilitas mencapai 91,7 suku bunga turun pertama kali sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%-5,25%.
Pemangkasan tersebut berlanjut pada dua pertemuan berikutnya, masing-masing 25 basis poin pada pertemnuan November dan satu lagi pada Desember.
Sehingga pada akhir tahun suku bunga The Fed berada di kisaran target 4,50%-4,75% dengan penurunan tiga kali dalam setahun.
Di lain sisi, Gubernur BI, Perry Warjiyo meyakini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat dalam waktu dekat. Ini disebabkan oleh kemungkinan semakin cepatnya potensi The Fed menurunkan suku bunga acuannya pada 2024.
"Kalau seperti itu, membuka peluang rupiah akan lebih menguatkan, akan lebih stabil setidaknya, dengan probabilitas Fed Fund Rate yang lebih maju," ucap Perry.
Perry mengatakan, kemungkinan terbaru turunnya suku bunga acuan The Fed, yakni Fed Fund Rate, akan terjadi pada November 2024.
"Fed Fund Rate dengan data-data terakhir yang kami lihat, kenapa kami sampaikan yang semula Fed Fund Rate itu kami perkirakan baru turun Desember itu ada probabilitas yang makin besar bisa maju ke November," ungkapnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an