Bunga Kredit Bank Mulai Turun, tapi Masih Sangat Terbatas

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
16 July 2024 12:50
Ilustrasi OJK (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Ilustrasi OJK (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan moneter global disebut masih dalam "mode ketat", walaupun terdapat ekspektasi penurunan suku bunga acuan global bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan ekspektasi pasar terhadap kondisi suku bunga tinggi bertahan lama atau higher for longer sudah menurun, karena The Fed memproyeksikan penurunan, Fed Fund Rate (FFR) satu kali pada tahun ini.

Maka demikian, ruang penurunan suku bunga kredit bank masih terbatas. Hal ini disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam keterangannya.

"Dengan demikian, ruang penurunan suku bunga kredit masih terbatas khususnya pada tahun 2024, apalagi di tengah nilai tukar yang masih mengalami pelemahan," ujar Dian, dikutip Selasa (16/7/2024).

Jika terdapat ruang bagi bank untuk menurunkan suku bunga, Dian menyebut itu akan berlaku utamanya bagi kredit yang memiliki repricing time yang lebih singkat seperti kredit modal kerja atau kredit konsumtif jangka pendek.

Suku bunga yang lebih rendah pada kredit yang baru direalisasikan utamanya kredit konsumtif juga dapat diberlakukan oleh bank untuk mendorong pertumbuhan kredit rumah tangga.

Dian memaparkan, per Mei 2024, terdapat penurunan suku bunga pada kredit modal kerja maupun kredit konsumtif, dibandingkan dengan suku bunga kredit tahun sebelumnya meskipun dengan magnitude yang tergolong kecil atau kurang dari 50 bps.

Dia menilai kondisi suku bunga kredit yang cenderung menurun memberi dampak baik bagi para peminjam. "Kondisi suku bunga kredit yang stabil atau cenderung menurun juga akan berdampak baik pada kemampuan atau kapabilitas debitur sehingga kualitas kredit dapat lebih terjaga," lanjutnya.

Berdasarkan catatan OJK, per Mei 2024 kredit yang disalurkan perbankan tumbuh 12,15% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 7.311 triliun. Pertumbuhan utamanya ditopang oleh kredit investasi yang naik 14,8% yoy. Kredit modal kerja dan kredit konsumsi, masing-masing, naik 11,59% yoy dan 10,47% yoy pada periode yang sama. 


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article POJK SBDK Bakal Efektif Turunkan Suku Bunga? Ini Kata OJK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular