RI Diramal Surplus Dagang, Dolar AS Turun ke Rp 16.130

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
15 July 2024 09:11
Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan pagi hari ini jelang rilis neraca dagang Indonesia. 

Menurut data Refinitiv pada pembukaan perdagangan Senin (15/7/2024), nilai tukar rupiah tercatat Rp16.130/US$, naik 0,03%.

Neraca dagang Indonesia diprediksi mengalami surplus, namun pertumbuhannya melandai Juni 2024 karena lonjakan impor. Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Juni 2024 pada Senin (15/7/2024).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari sembilan lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juni 2024 akan mencapai US$ 2,88 miliar.

Surplus tersebut turun tipis dibandingkan Mei 2024 yang mencapai US$ 2,93 miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 50 bulan beruntun.

Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor akan tumbuh 5,95% (year on year/yoy) sementara impor melonjak 9,84% (yoy) pada Juni 2024.

Sebagai catatan, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2024 mencapai US$22,33 miliar atau naik 13,82% dibanding ekspor April 2024. Dibanding Mei 2023 nilai ekspor naik sebesar 2,86%.

Nilai impor Indonesia pada Mei 2024 mencapai US$19,40 miliar, naik 14,82% dibandingkan April 2024 atau turun 8,83% dibandingkan Mei 2023.

Ekspor diperkirakan menanjak tipis pada Juni 2024 seiring dengan kenaikan harga komoditas (CPO) serta kenaikan permintaan impor batu bara dari China dan India.

Berdasarkan catatan Refinitiv, rata-rata harga CPO tercatat MYR 3.929,2 per ton pada Juni 2024. Harga lebih tinggi dibandingkan pada Mei 2024 sebesar MYR 3.887,73 per ton.

Harga CPO juga lebih tinggi dibandingkan Juni 2023 yang tercatat US$ 3.534,6 per ton.

Sebaliknya, rata-rata harga batu bara pada Juni 2024 di angka US$ 135,1 per ton, anjlok 4,9% dibandingkan Mei 2024 sebesar US$ 142,02 per ton. Harga batu bara bulan lalu juga lebih rendah dibandingkan Juni 2023 yang tercatat US$ 139,42 per ton.

Namun, permintaan impor batu bara dari China meningkat sehingga ikut menopang ekspor.

China mengimpor batu bara sebanyak 44,6 juta ton pada Juni 2024, naik dibandingkan Mei 2024 yang tercatat 43,82 juta ton.

Sawit dan batu bara menyumbang ekspor sekitar 30% dari total ekspor Indonesia sehingga pergerakan harganya akan sangat menentukan ekspor.

Sementara itu, mpor diperkirakan akan meningkat cukup tajam pada Juni sejalan dengan musimannya. Secara historis, impor biasanya menjelang naik menjelang kuartal tiga karena naiknya impor keperluan infrastruktur.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Anjlok buat Money Changer Antre, Segini Harga Jualnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular