Inflasi AS Makin Mendingin, Dolar Lanjut Turun ke Rp 16.120

rev, CNBC Indonesia
12 July 2024 09:06
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data inflasi AS kian mendingin. Hal ini dinilai pasar mampu menjadi pendorong bagi AS untuk menurunkan suku bunganya di tahun ini.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,43% di angka Rp16.120/US$ pada hari ini, Jumat (11/7/2024). Penguatan ini selaras dengan yang terjadi kemarin (11/7/2024) yang ditutup menguat sebesar 0,28%.

Sementara DXY pada pukul 08:58 WIB naik 0,07% di angka 104,51. Angka ini lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin yang berada di angka 104,44.

Pergerakan rupiah hari ini didorong oleh optimisme pelaku pasar perihal pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini setelah data inflasi (CPI) AS mengalami pelandaian dan di bawah ekspektasi.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada hari Kamis (11/7/2024), indeks harga konsumen (IHK) naik atau mengalami inflasi 3% (yoy) pada Juni 2024, turun dari 3,3% pada bulan Mei 2024. Laju inflasi lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan di angka 3,1%.

Inflasi (yoy) pada Juni 2024 adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari tiga tahun terakhir.

Laporan inflasi yang lebih baik dari perkiraan semakin memperkuat harapan pemotongan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) dapat terjadi lebih cepat dan membantu membuat pinjaman uang menjadi lebih murah.

The Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% untuk ketujuh kalinya secara beruntun pada Juni 2024. Dengan inflasi yang melandai maka ada harapan The Fed akan memangkas suku bunga secepatnya.

CME FedWatch Tool kini memperkirakan ada 84% probabilitas jika pemangkasan suku bunga akan terjadi pada September 2024. Keyakinan ini naik pesat bila dibandingkan pada kemarin yang hanya dikisaran 70%.

Jika cut rate benar dilakukan pada tahun ini, maka hal ini akan menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik termasuk rupiah karena tekanan terhadap mata uang Garuda akan semakin minim.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Tergelincir, Dolar Lanjut Naik ke Rp16.195

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular