Market Commentary

IHSG Sumringah & Dekati 7.300-an, 5 Saham Ini Jadi Pendorongnya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
10 July 2024 16:19
Pekerja memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada salah satu kantor Sekuritas di Jakarta, Selasa (25/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman))
Foto: Pekerja memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada salah satu kantor Sekuritas di Jakarta, Selasa (25/6/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman))

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (10/7/2024), di tengah optimisme pasar bahwa era suku bunga tinggi dapat berakhir setidaknya pada akhir tahun ini.

IHSG ditutup menguat 0,24% ke posisi 7.287,04. IHSG sempat menyentuh level psikologis 7.300. Namun setelah itu, IHSG kembali ke kisaran 7.280-7.290.

Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 8,7 triliun dengan melibatkan 22miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 262 saham naik, 268 saham turun, dan 259 saham stagnan.

Beberapa saham menjadi penopang (movers) IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut daftarnya.

Saham petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 10,8 indeks poin.

IHSG kembali menguat di tengah ada kabar positif bahwa ketua bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), yakni Jerome Powell khawatir dengan era suku bunga higher for longer.

Powell menyatakan kekhawatiran bahwa menahan tingkat suku bunga terlalu tinggi terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi. Powell menyebut ada sedikit penurunan inflasi secara konsisten yang sejalan dengan target The Fed yakni ke kisaran 2%.

"Setelah kemajuan menuju target inflasi 2% pada awal tahun ini berjalan lambat, pembacaan data inflasi terbaru menunjukkan adanya kemajuan lebih lanjut yang moderat. Data yang lebih baik akan memperkuat keyakinan kami bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%," tutur Powell, dikutip dariReuters.

Inflasi AS melandai ke 3,3% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni 2024, dari 3,4% (yoy) pada Mei 2024. Inflasi inti pengeluaran pribadi AS (PCE) melandai ke 2,6% (yoy) pada Juni 2024, dari 2,8% pada Mei.

Sebagai catatan, suku bunga The Fed saat ini berada di kisaran 5,25%-5,50%, level tertinggi dalam 23 tahun terakhir. The Fed sudah mengerek suku bunga selama 11 pertemuan dari Maret 2022 hingga Juli 2023. Suku bunga 5,25-5,50% sudah bertahan selama setahun atau hingga saat ini.

Kendati inflasi sudah melandai, Powell mengingatkan jika inflasi bukanlah satu-satunya risiko yang kini dihadapi AS. Dia mengisyaratkan ada risiko yang dihadapi ekonomi AS jika suku bunga tinggi ditahan terlalu lama.

"Mengingat kemajuan yang telah dicapai baik dalam menurunkan inflasi maupun dalam mendinginkan pasar tenaga kerja selama dua tahun terakhir, inflasi yang tinggi bukanlah satu-satunya risiko yang kita hadapi. Terlalu lambat atau terlalu sedikit mengurangi kebijakan yang restraint (mengekang) bisa melemahkan kegiatan ekonomi dan ketenagakerjaan secara tidak semestinya," imbuhnya.

Menyusul pernyataan Powell, pasar berekspektasi dengan probabilitas 71% jika The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada September dan kemungkinan akan diikuti dengan pemangkasan tambahan seperempat persen menjelang akhir tahun.

Bagi Indonesia, pernyataan Powell yang lebih lunak ini diharapkan bisa menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan, termasuk rupiah, IHSG dan obligasi pemerintah.

Jika The Fed memangkas suku bunga maka ketidakpastian akan mengecil di pasar keuangan global. Dana asing juga diharapkan berbondong-bondong ke pasar keuangan dalam negeri sehingga rupiah, IHSG, dan harga obligasi menguat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular